
masrizky.biz.idKrisis air bersih kini menjadi masalah penting yang dialami berbagai negara berkembang. Masalah ini tidak hanya terkait dengan kecukupan sumber daya, tetapi juga berdampak pada kesehatan, perekonomian, hingga kestabilan masyarakat.
Menurut data World Health Organization (Pada tahun 2024, sekitar 2 miliar penduduk di seluruh dunia masih belum memiliki akses ke air minum yang aman, dengan sebagian besar tinggal di negara-negara yang sedang berkembang.
Kurangnya pasokan air bersih semakin memburuk akibat pertumbuhan urbanisasi yang cepat. Dilaporkan dariUN-Waterpada tahun 2024, pertumbuhan jumlah penduduk di daerah perkotaan menyebabkan permintaan air terus meningkat, sementara infrastruktur tidak mampu memenuhinya.
"Kota-kota yang berkembang di Afrika dan Asia menghadapi tantangan besar dalam memastikan distribusi air bersih yang merata," ujar Gilbert Houngbo, Ketua UN-Water.
Selain proses urbanisasi, perubahan iklim juga memperparah kondisi tersebut. Berdasarkan laporan IPanel Perubahan Iklim Antar PemerintahPada tahun 2023, (IPCC) menunjukkan bahwa pola curah hujan yang tidak pasti dan kenaikan suhu global menyebabkan ketidakstabilan pasokan air. Keadaan ini secara langsung memengaruhi sektor pertanian di negara-negara berkembang, di mana sebagian besar penduduk bergantung pada hasil pertanian untuk kehidupan mereka.
Air bersih tidak hanya diperlukan untuk dikonsumsi, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan data UNICEF tahun 2024, setiap hari sekitar 700 balita meninggal akibat diare yang disebabkan oleh air yang terkontaminasi.
"Ketersediaan air bersih merupakan hak dasar manusia. Tanpa hal ini, kita membiarkan jutaan anak kehilangan masa depan mereka," kata Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF.
Di kawasan Asia Tenggara, beberapa negara menghadapi tantangan berat dalam mengelola sumber daya air. Laporan dariAsian Development Bankpada tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 80% limbah rumah tangga di Asia dibuang tanpa proses yang memadai, sehingga mengotori sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat.
Selain isu polusi, krisis air juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan ketidaksetaraan sosial.World BankPada 2024 menunjukkan bahwa keluarga miskin di negara-negara berkembang sering kali menghabiskan biaya lebih besar untuk memperoleh air bersih dibandingkan keluarga berpenghasilan menengah yang tinggal di perkotaan. Keadaan ini memperburuk siklus kemiskinan.
Upaya internasional dalam menghadapi krisis air bersih sebenarnya sudah dilakukan. Contohnya, United Nations melalui Sustainable Development Goal(SDG 6) bertujuan menyediakan akses universal terhadap air bersih pada tahun 2030. Namun, berdasarkan laporan UN-Water pada tahun 2024, pencapaian target ini masih jauh dari kata cukup karena keterbatasan dana dan kebijakan yang kurang kuat di tingkat lokal.
Beberapa inisiatif kreatif muncul dari komunitas setempat di negara berkembang. Misalnya, proyek teknologi penyaringan sederhana di Kenya yang dibuat oleh organisasi lokal bekerja sama denganWater.org bberhasil menyediakan air minum yang layak bagi lebih dari 50.000 keluarga di pedesaan.
"Solusi kecil yang didorong oleh komunitas dapat menghasilkan dampak besar," ujar Gary White, CEOWater.org.
Namun, para ahli mengingatkan bahwa tanpa kerja sama internasional yang lebih baik, krisis air dapat menjadi penyebab perselisihan.
World Resources Institutepada tahun 2024, tercatat bahwa wilayah-wilayah yang mengalami tekanan air tinggi berpotensi menghadapi ketegangan sosial dan politik. Beberapa negara telah mulai bersaing memperebutkan akses air yang melintasi batas wilayah.
Krisis kekurangan air bersih di negara-negara berkembang bukan hanya menjadi masalah lokal, melainkan isu global yang membutuhkan perhatian bersama. Seperti yang disampaikan oleh WHO pada tahun 2024, akses terhadap air bersih merupakan fondasi dari kesehatan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan. Jika tidak segera ditangani, dunia akan menghadapi tantangan kemanusiaan yang lebih besar lagi dalam beberapa tahun mendatang. (*)
Post a Comment