
PIKIRAN RAKYAT -Kematian balita bernama Raya akibat meningitis TB dan helmintiasis di Sukabumi menjadi peringatan keras mengenai ketidakstabilan akses layanan kesehatan anak di daerah terpencil.
Anggota Komisi IX DPR RI yang berasal dari Daerah Pemilihan Sukabumi, Zainul Munasichin, menyatakan bahwa kasus Raya menjadi bentuk pukulan berat sekaligus peringatan penting mengenai kondisi kesehatan masyarakat, khususnya di daerah terpencil yang sulit diakses fasilitas kesehatan.
"Saya sangat sedih atas kematian anak-anak Raya. Ini bukan hanya sebuah tragedi, tetapi juga mencerminkan masih lemahnya akses layanan kesehatan di daerah pedesaan dan wilayah terpencil. Kita semua, khususnya pemerintah, harus lebih peka dan aktif dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat," ujar Zainul dalam pernyataan tertulis, Minggu 24 Agustus 2025.
Zainul mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan pemetaan serta pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, khususnya di wilayah terpencil Sukabumi. Ia menekankan perlunya pendekatan jemput bola dalam upaya pencegahan dan pengobatan.
Zainul juga mengajak masyarakat agar lebih aktif melaporkan kondisi kesehatan penduduk sekitarnya kepada pihak desa, puskesmas, atau dinas yang berwenang. Menurutnya, rasa kebersamaan dan kesadaran sosial dari masyarakat sangat penting agar tidak ada warga yang terlewat dari perhatian.
"Kami juga menyediakan posko pengaduan dan pelaporan di Dapil Sukabumi. Jika masyarakat menemukan warga yang membutuhkan bantuan, khususnya terkait kesehatan, silakan segera melaporkan kepada tim kami di lapangan. Kami siap menjadi perantara dengan instansi yang relevan," ujarnya.
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang menangani Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Beta, mengunjungi rumah duka almarhumah Raya di Desa Cinaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada malam Jumat (22/8/2025).
"Kami diberikan tugas untuk melakukan pengawasan langsung dan mengenali kejadian yang dialami balita Raya," kata Luthfie Beta.
Luthfie mengatakan, kasus Raya yang mengalami berbagai penyakit menjadi peringatan penting bahwa isu kesehatan anak tidak boleh dianggap remeh. Keadaan ini tidak boleh terjadi lagi, karena berkaitan dengan masa depan generasi penerus bangsa.
"Pemerintah pusat berkeinginan untuk hadir dalam setiap masalah yang terjadi di tengah masyarakat, karena jika masyarakat lemah, bangsa ini tidak akan mampu melakukan apa pun," katanya.
Pembangunan rumah
Luthfie mengunjungi keadaan rumah keluarga almarhumah yang memprihatinkan dan tidak layak untuk ditinggali. Bangunan berdiri di area yang rentan longsor dengan fasilitas sanitasi yang tidak memadai, ruangan yang minim sirkulasi udara, serta lokasinya dekat dengan kandang hewan ternak. Menurutnya, kondisi ini harus segera diperbaiki.
Ia menyampaikan rencana untuk merenovasi rumah dan membangunnya secara tetap, termasuk WC Umum serta fasilitas sanitasi yang layak, yang bersumber dari dana Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
"Namun karena kondisi tanahnya tidak stabil dan rentan terhadap bencana, kami menyarankan adanya pertimbangan matang sebelum memulai pembangunan. Dari segi sanitasi juga perlu diperbaiki, termasuk pemindahan kandang hewan ternak," katanya.
Luthfie menambahkan, pembangunan rumah akan dilakukan dengan memperkuat partisipasi masyarakat sekitar, melibatkan peran aparat masyarakat, TNI/Polri secara mandiri, serta memperhatikan aspek hukum terkait lahan tempat rumah akan dibangun. Luthfie menyampaikan, proses pembangunan rumah akan dilakukan dengan mengaktifkan partisipasi masyarakat setempat, melibatkan aparat masyarakat, TNI/Polri secara swadaya, serta memperhatikan legalitas lahan yang akan digunakan untuk membangun rumah tersebut. Luthfie menegaskan, pembangunan rumah akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar, melibatkan aparat masyarakat, TNI/Polri secara mandiri, serta memperhatikan aspek legalitas lahan tempat rumah akan dibangun.
Rencana awal adalah pembangunan rumah sehat sederhana dengan ukuran 7 X 5 m². Selain itu, diperlukan langkah mitigasi risiko longsor melalui pembuatan talud (dinding penahan tanah) serta perbaikan jalur akses menuju rumah.
Ia juga menyoroti situasi keluarga korban. Ayah dan ibu Raya saat ini masih menjalani pengobatan di RS Bandung, sedangkan saudara perempuan almarhumah (7) mengalami gangguan kesehatan dan memerlukan bantuan terus-menerus, baik dari segi nutrisi maupun pendidikan.
Pada kesempatan itu, turut hadir perwakilan Kemendukbangga, camat, kepala desa, perwakilan TNI/Polri, dan aparat daerah setempat guna melanjutkan tindakan penanganan. Kemenko PMK juga menyerahkan bantuan berupa 25 paket sembako serta perlengkapan sekolah. (*)
Post a Comment