masrizky.biz.id.CO.ID.Indeks saham Asia naik dalam perdagangan Senin (25/8/2025) karena para investor optimis mengenai kemungkinan penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS), sementara mereka menantikan laporan keuangan Nvidia yang diharapkan mampu mendukung valuasi tinggi sektor teknologi.

Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell memberikan indikasi yang cenderung lembut, sehingga para pemain pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 84% untuk pengurangan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September berikutnya.

Bahkan, pasar memperkirakan setidaknya akan terjadi pengurangan hingga 100 bps dengan kisaran 3,25%-3,5% pada pertengahan 2026.

Perubahan arah kebijakan tersebut menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS (Treasury) dan melemahnya dolar, yang dianggap mampu meningkatkan prospek laba perusahaan.

Namun, hal ini juga menunjukkan adanya kekhawatiran mengenai melemahnya pasar tenaga kerja dan perekonomian Amerika Serikat.

"Berita ini memperkuat keyakinan kami bahwa The Fed akan mengendurkan kebijakan moneter sebagai respons terhadap penurunan permintaan tenaga kerja. Risiko perlambatan pertumbuhan global pada kuartal ini cenderung lebih positif," kata Bruce Kasman, Kepala Riset Ekonomi Global JPMorgan.

Namun demikian, pasar masih menantikan pengumuman data indeks harga konsumen pribadi (PCE) Amerika Serikat yang akan dirilis pada hari Jumat (29/8).

Diperkirakan, inflasi inti mencapai tingkat tertinggi sejak akhir 2023 yaitu 2,9%. Jika angka yang tercapai lebih tinggi, penurunan obligasi jangka panjang mungkin akan terjadi, terlebih lagi pemerintah AS akan menerbitkan obligasi baru senilai US$ 183 miliar pada pekan ini.

Laju imbal hasil obligasi dengan jatuh tempo 10 tahun tetap berada di posisi 4,263% setelah mengalami penurunan sebesar 7 bps pada hari Jumat kemarin.

Di sisi lain, para investor di Asia mengikuti kenaikan Wall Street. Indeks Nikkei Jepang meningkat sebesar 0,8%, indeks saham Korea Selatan bertambah 0,7%, dan bursa Australia mengalami kenaikan sebesar 0,9%.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik sebesar 0,4%.

Nantikan Kinerja Nvidia

Dari Wall Street, perhatian para investor tertuju pada laporan keuangan Nvidia yang akan dikeluarkan pada hari Rabu (27 Agustus 2025).

Perusahaan semikonduktor ini diperkirakan mengalami kenaikan laba per saham sebesar 48% dengan pendapatan kuartal II fiskal mencapai US$ 45,9 miliar.

Opsi perdagangan saham Nvidia menunjukkan kemungkinan perubahan harga hingga 6% dalam kedua arah, yang bisa memicu ketidakstabilan pasar karena valuasi perusahaan ini mencapai US$ 4 triliun.

Analisis juga menantikan informasi lebih lanjut mengenai prospek pengiriman chip ke Tiongkok, serta rincian perjanjian dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pembayaran 15% pendapatan dari penjualan chip tertentu di Negeri Tirai Bambu kepada pemerintah AS.

Trump pekan lalu juga mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan membeli 9,9% saham Intel senilai US$ 8,9 miliar atau US$ 20,47 per saham, lebih rendah dibanding harga penutupan Intel di US$ 24,80.

Valuta dan Komoditas

Di pasar valuta asing, dolar AS tetap pada 147,28 yen setelah turun 1% pada Jumat dari posisi 148,77. Euro berada di US$ 1,1702 setelah sempat mencapai titik terendah US$ 1,1583.

Sumber dari Reuters mengatakan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan mempertahankan tingkat bunga selama pertemuan bulan September.

Namun, pembicaraan tentang kemungkinan pemotongan bisa muncul kembali pada musim gugur jika perekonomian Eropa mengalami penurunan.

Melemahnya kurs dolar mendukung kenaikan harga emas, yang tetap berada di level US$ 3.365 per ons setelah mengalami kenaikan sebesar 1% pada akhir pekan lalu. Harga minyak juga stabil meskipun belum ada perkembangan dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina.

Harga minyak Brent sedikit meningkat menjadi US$ 67,31 per barel, sementara minyak WTI Amerika naik sebesar 0,2% menjadi US$ 63,78 per barel.

Post a Comment

Previous Post Next Post