
MasRizky - Kejadian unik Strawberry Moon muncul di atas-langit Jakarta pada malam hari ini, Rabu (11/6). Bulan purnama dengan nuansa kekuning-kuningan merah tersebut nampak utuh dan menanggung diri di angkasa senja.
Secara sekilas, Bulan Strawberry ini tidak tampak sangat berbeda dari bulan purnama biasanya.
Namun, apabila diamati secara detail menggunakan peralatan, kelihatan bahwa bulan yang ada di area Fly Over Kebayoran Lama ini memiliki warna kekuningan-merah.
Walaupun tidak secerah buah strawberry seperti yang disebutkan dalam nama produknya, warna utama berupa kuning keemasan mulai nampak pada pukul 19.30 WIB meskipun hujan lebat pernah menerpa wilayah Jakarta Barat serta sekitarnya.
Apakah Anda tahu tentang kejadian yang disebut Strawberry Moon alias Bulan Stroberi?
Menurut majalah BBC Sky at Night, tiap kali ada bulan purnama biasanya memiliki sebutan tersendiri berdasarkan peristiwa alami yang umum muncul pada saat tersebut. Sebagai contoh, untuk bulan purnama di bulan Februari dikenal sebagai Bulan Salju karena sesuai dengan masa musim dingin dan bersalju.
Pada saat yang sama, bulan purnama pada bulan Juli dikenal sebagai Bulan Rusa Jantan, periode ini merupakan waktu dimana rusa-rusa jantan mulai tumbuh tanduk baru mereka.
Jadi, pada bulan Juni yang merupakan bulan purnama dikenal sebagai Bulan Stroberi. Sebutan itu sungguh tepat sebab Juni menandai awal musim panen stroberi di berbagai wilayah khususnya di separuh Utara bumi.
Nama tersebut dipercaya berasal dari komunitas asli Amerika, terutama suku Algonquin, yang menggunakannya untuk menandai awal musim stroberi liar.
Namun, jangan harapkan Moon Strawberry akan terlihat merah muda layaknya buah strawberry, oke! Nama itu hanyalah simbolik dan tak ada hubungannya dengan warna atau penampilan bulan.
Walaupun demikian, dikarenakan kedudukannya yang rendah di langit ketika muncul atau tenggelam, bulan tersebut dapat kelihatan cukup kecoklat-coklat merah atau berwarna jingga.
Akan tetapi, warnanya tidak disebabkan oleh 'stroberi', melainkan karena fenomena pencahayaan ketika Bulan menapaki lapisan atmosfer Bumi yang lebih padat di sekitar cakrawala.
Bulan Terjauh dari Matahari saat Purnama
Terdapat sebuah informasi unik lainnya mengenai Bulan Stroberi kali ini. Di samping menjadi purnama yang berada pada ketinggian lebih rendah, ternyata Bulan tersebut juga terletak cukup jauh dari matahari. Fenomena ini sebenarnya berkaitan dengan bentuk orbit bumi yang tidaklah lingkaran sempurna, tetapi mirip dengan bentuk telur.
Ketika Bumi berada pada titik yang paling mendekati Matahari, hal tersebut dikenal sebagai perihelion, sedangkan ketika jaraknya paling menjauhi Matahari dinamakan aphelion.
Pada tahun 2025, aphelion akan berlangsung di tanggal 3 Juli. Ini menunjukkan bahwa ketika Bulan Stroberi tampil sekitar pertengahan Juni, Bumi tengah menuju posisi paling jauh dari Matahari selama revolusinya.
Sebab bulan purnama senantiasa muncul saat Bulan ada di titik yang bersebrangan dengan Matahari, maka Bulan Stroberi kali ini pun tepat berada pada jarak maksimal dari Sang Surya.
Inilah alasan mengapa ia menjadi salah satu bulan purnama terjauh dalam tahun ini—notabene baik dilihat dari jarak maupun waktunya relatif terhadap titik tengah tata surya kita.
Post a Comment