PORTAL PRWOKERTO - Peristiwa astronomi yang jarang terjadi dengan nama Strawberry Moon atau Bulan Stroberi menerangi langit malam mulai Selasa, 10 Juni 2025 sampai Kamis, 12 Juni 2025. Kepuncakannya berlangsung pada hari Rabu, 11 Juni 2025, dan ini merupakan fenomena luar biasa karena baru akan tampil lagi di tahun 2043.
Walaupun disebut "Strawberry Moon", bulannya sebenarnya tidak memiliki warna kemerahan seperti stroberi atau mirip dengan buah tersebut. Istilah ini diambil dari kebiasaan suku-suku asli Amerika Utara yang menggunakan nama itu untuk memperingati bahwa bulan purnama pada bulan Juni adalah tanda dimulainya musim panen stroberi liar.
Visualnya, bulan purnama masih memiliki warna kuning keemasan sampai oranye, tapi dapat terlihat agak lebih merah ketika semakin dekat dengan horizon akibat efek pembiasan atmosfer Bumi sebagaimana dilansir oleh Dailymail.
Setiap bulan purnama mempunyai namanya masing-masing.
Setiap kali disebutkan tentang legenda rakyat, istilah "bulan stroberi" berasal dari suku asli Amerika yang bernama Algonquin dan digunakan sebagai peringatan atas musim panen stroberi.
Sebutan alternatif lain untuk bulan purnama di Bulan Juni disebut juga sebagai "bulan mawar," istilah ini kemungkinan besar berasal dari tradisi Eropa.
"Banyak istilah tradisional yang sering kita pakai sepertinya memiliki akar dari budaya suku-suku pribumi Amerika, namun beberapa lainnya kelihatan datang dari Eropa. Misalnya saja nama bulan Desember, yang berarti 'bulan menjelang yule', sebuah ungkapan yang berkaitan dengan perayaan Natal," terang James Lattis, ahli sejarah astronomi dari Universitas Wisconsin-Madison.
Bulan tidak akan kembali ke posisi rendah ini di Horizon Selatan untuk kurang lebih 19 tahun kedepan.
Bulan purnama pada musim panas cenderung lebih redup daripada bulan purnama saat musim dingin di Belahan Bumi Utara, sehingga memiliki nuansa yang lebih merah, jelas Dr. Lattis.
Hal itu disebabkan oleh efek atmosfer yang memberikan kilau kekuning-kuningan pada bulan, serupa dengan warna yang muncul ketika matahari terbit atau terbenam, jelasnya.
Momen Penampilan Bulan Strawberry di Indonesia Kapan Terjadi?
Di kawasan Indonesia, bulan strawberry dapat disaksikan dari senja sampai sekitar tengah malam. Titik puncak observasi akan berlangsung pada pukul 14.43 WIB (17.43 AEST) di hari Rabu, tanggal 11 Juni 2025.
Akan tetapi, mengingat bahwa waktu itu jatuh di siang hingga sore hari di Indonesia, observasi yang paling tepat masih harus dilaksanakan ketika malam telah tiba, terutama pada malam 11 dan 12 Juni, di cakrawala bagian timur.
Agar dapat menikmati pemandangan dengan optimal, sebaiknya berkunjung ke lokasi yang rendah akan pencemaran cahaya, misalnya daerah perdesaan atau kawasan gunung.
Kejadian Unik: Berlangsung Pada Saat Bulan Mengalami Standstill
Strawberry Moon pada tahun 2025 akan semakin istimewa karena bersamaan dengan fenomena langka yang disebut "perhentian bulan utama".
Inilah saat di mana jalur Bulan berada pada posisi paling jauh ke arah langit bagian selatan atau utara, fenomena ini terjadi hanya sekali dalam kurun waktu 18,6 tahun.
Menurut Dr. Brad Tucker, seorang ahli astrofisika dari Australian National University, berakhirnya fase tertentu pada orbit bulan membuat posisi bulan kelihatan bervariasi terhadap lokasi penonton. Misalnya saja di Hemispera Selatan, yang mencakup bagian dari wilayah Indonesia, Bulan akan nampak lebih tinggi di angkasa-langit serta mendekati puncak zenith ketika waktu tengah malam tiba.
Kenapa Bulan Nampak Lebih Gede dan Merah Jambu?
Efek visual di mana Bulan nampak lebih besar serta berwarna merah muda terjadi akibat kedudukan Bulan yang semakin mendekati horizon ketika timbul atau tenggelam. Di momen tersebut, atmosfir menyelewengkan sinar rembulan, menjadikannya tampil jauh lebih mengagumkan dibanding biasanya.
Beberapa hak penting yang harus dipertimbangkan mengenai fenomena Strawberry Moon antara lain adalah
-Waktu peristiwa: 10–12 Juni 2025
Siklus bulan purnama mencapai puncaknya: Rabu, 11 Juni 2025 pada pukul 14.43 WIB
Saat yang paling tepat untuk melakukan pengamatan di Indonesia adalah malam hari tanggal 11 dan 12 Juni.
Peristiwa mirip itu hanya akan terulang kembali pada tahun 2043.
Efek visual: Bulan terlihat besar, berwarna emas, dan rendah di atas langit
Tempat yang pas untuk mengamati: Daerah terbuka dengan sedikit pencemaran cahaya
Dengan melihat Strawberry Moon, kita bukan saja dapat mengagumi pesona langit di waktu senja, namun juga mempelajari peninggalan budaya serta ilmu bintang yang telah ada selama beribu-ribu tahun. ***
Post a Comment