https://www.masrizky.biz.id/, Bandung - Gunung Semeru meletus pada Sabtu pagi, 19 Juli 2025, pukul 09.50 WIB. Berdasarkan laporan dari pos pengamatan gunung api itu, kolom abu vulkanik yang dihasilkan letusan tersebut mencapai satu kilometer di atas puncak.

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 135 detik," kata Petugas Pos PGA Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporannya, Sabtu.

Mukdas mengatakan durasi erupsi maupun tinggi kolom abu letusan Semeru meningkat dalam beberapa kali erupsi sebelumnya. Hal ini mengindikasikan kekuatan letusan gunung api yang mengiris sebagian wilayah Lumajang dan Kabupaten Malang di Jawa Timur ini meningkat.

Menurut Mukdas, letusan tersebut menjadi yang kedelapan dari gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut sepanjang pagi itu. Pada pukul 07.43 WIB, Gunung Semeru meletus dan memuntahkan abu vulkanik dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Erupsi terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik.

Berselang satu jam berikutnya, tepatnya pukul 09.40 WIB, Gunung Semeru kembali meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak. Berdasarkan rekaman seismograf, erupsi itu beramplitudo maksimum 22 mm dengan berdurasi 129 detik.

Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut kini berstatus Waspada atau Level II. Mukdas mengimbau warga sekitar tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara, tepatnya di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi.

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak," katanya.

Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan lontaran batu pijar. Ia juga mengatakan masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan banjir lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru.

Post a Comment

Previous Post Next Post