JURNAL GAYA - Langit malam pada bulan Juni bakal memukau dengan kehadiran fenomena langka dan mengagumkan bernama Strawberry Moon alias Bulan Stroberi.
Phenomenon Strawberri Moon diprediksi akan terlihat pada hari Rabu, 11 Juni 2025, menjadikan hal tersebut sebagai salah satu acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh para astronom amatir, fotografer alam, dan publik secara umum yang mengagumi kecantikan ruang angkasa.
Walaupun kedengkannya enak dan berwarna, Strawberry Moon sebenarnya tak betul-betul nampak mirip stroberi. Istilah itu datang dari kelompok penduduk asli Amerika, secara khusus Suku Algonquin, yang mempergunakan bulan purnama pada bulan Juni untuk menandai masa panen stroberi liar. Dengan bertambahnya waktu, nama tersebut dianut oleh beberapa budaya dan menjadi sangat umum dipergunakan dalam kalender astronomi kontemporer.
Di Eropa, istilah tersebut juga dikenali sebagai Bulan Mawar atau Bulan Madu. Nama-nama itu mengacu pada ikonik musim panas terkait dengan bunga rose serta minuman beralkohol dari madu yang difermentasi bernama mead, cairan manis ini biasanya diproduksi secara luas di periode tersebut.
Astronomi mengatakan bahwa Strawberry Moon merupakan bulan purnama yang muncul sangat dekat dengan saat Matahari mencapai ketinggian maksimumnya selama musim panas (summer solstice). Akibat kedudukan Bulan yang biasanya lebih rendah di horizon pada malam hari, sinarnya kadang-kadang nampak lebih lebar serta memiliki warna merah jambunya atau kuning emas.
Warnanya terbentuk karena pembiasan sinar matahari melalui atmosfer Bumi, tidak disebabkan oleh perubahan warna alami Bulan itu sendiri.
Tahun ini, Bulan Strawberry diperkirakan akan mencapai puncaknya pada jam 20.45 Waktu Indonesia Bagian Barat. Akan tetapi, publik bisa memulai untuk menyaksikan fenomena tersebut saat bulan nampak di cakrawala bagian timur tidak lama setelah Matahari terbenam.
Agar bisa menikmati penglihatan secara optimal, sebaiknya cari daerah yang memiliki pandangan luas tanpa hambatan, misalnya di tepian pantai, dataran tinggi, atau wilayah dengan sedikit pencemaran cahaya layaknya taman nasional dan kawasan pedesaan.
Pemotret profesional direkomendasikan agar mengunakan kamera DSLR ataupun mirrorless yang dilengkapi dengan lensa telefoto guna merekam detil serta efek pewarnaan dari bulan purnama tersebut. Tambahan informasi, adanya software pelacak lokasi bulan bisa sangat berguna dalam penentuan jam ideal bagi pemotretan moment cantik ini.
Bukan hanya mempunyai aspek astronomi, Bulan Strawberry juga kental akan makna simbolis serta spiritualnya. Menurut sejumlah keyakinan tradisional, bulan ini dipandang sebagai momen ideal untuk introspeksi, melepaskan energi buruk, dan merayakan masa panjaban yang berlimpah.
Pada kalender Wicca atau pagandom, Bulan Strawberi mendekati peringatan Litha, yakni saat solstis musim panas ketika kekuatan sinar matahari mencapai puncaknya sepanjang tahun.
Phenomenon ini pun tak jarang jadi bahan pembicaraan populer di media sosial. Gambar-gambar Bulan Strawberry sering kali menjadi isi utama postingan pada platform seperti Instagram dan TikTok. Banyak netizen yang mengunakan hashtag seperti #StrawberryMoon, #FullMoonJuni, serta #PertunjukanAngkasa untuk berbagai cerita tentang pengalaman estetika tersebut.
Strawberry Moon tahun 2025 bukan saja memberikan pemandangan langit yang memukau, melainkan juga sebagai penanda keterkaitan kita dengan irama alam semesta. Kejadian istimewa ini mencampurkan elemen-elemen ilmu pengetahuan, nilai-nilai budaya, serta pesona visual dalam satu kesatuan yang luar biasa, sehingga mendorong orang-orang di seluruh pelosok bumi untuk merujak pandangan mereka ke atas dan terpesona oleh cakrawala malam.
Meski memiliki banyak keunikan, Strawberry Moon patut untuk ditunggu. Catat tanggalnya di kalendermu, persiapkan kameramu, dan saksikan malam yang memukau dengan sinar bulan strawberry ini.
***
Post a Comment