MasRizky Rabu, 11 Juni 2025, langit pada malam itu bakal memukau pengamat berkat tampilnya salah satu fenomena luar biasa dalam bidang astronomi bernama Strawberry Moon alias Bulan Stroberi. Fenomena istimewa tersebut tak sekadar memberikan pemandangan indah tetapi juga memiliki makna sejarah dan simbolisme yang patut dipertimbangkan.

Pada momen spesial kali ini, bulan purnama akan bersamaan dengan terjadinya gerhana bulan total, menghasilkan tampilan yang sangat menarik dan dikenal juga sebagai "Bulan Merah".

Walaupun nama bulan menunjukkan gambaran tentang kesegaran dan kekuning-kuningan mirip dengan stroberi, pada dasarnya warna bulan tidak akan banyak berubah. Akan tetapi, letak serta kondisi lingkungan sekeliling Bumi dapat menyebabkan bulan kelihatan berwarna jingga sampai merah gelap, terlebih ketika berada dekat dengan horison.

Efek tersebut disebabkan oleh cahaya bulan yang menembus lapisan atmosfer dengan ketebalan berbeda, sehingga menerangi cahaya biru dan meninggalkan warna merah yang kian mencolok.

Asal-usul Nama Strawberry Moon

Nama "Strawberry Moon" berasal dari kebiasaan suku-suku asli di Amerika, yang membandingkan bulan purnama pada bulan Juni dengan masa panen stroberi liar. Menurut catatan Old Farmer’s Almanach, bulan ini merupakan tanda utama dalam kalender petani bagi komunitas mereka.

Dalam hal tersebut, munculnya Bulan Stroberi mencerminkan periode kesuburan dan permulaan hidup baru yang sesuai dengan perubahan musim di daerah utara Bumi.

Peristiwa ini tak berlangsung tiap tahun, malah termasuk amat langka. Berdasarkan data astronomi, Bulan Stroberi yang sebelumnya nampak dengan bentuk serupa tercatat di tahun 2006, dan hanya akan hadir lagi pada 2043.

Artinya lagi, periode munculnya adalah setiap 18,6 tahun sekali, sehingga ini menjadi saat yang ditunggu-tunggu bagi para astronom dan penyuka kejadian Alam.

Momen dan Metode Ideal untuk Mengamati

Di area Amerika Serikat, puncak dari bulan purnama ini akan datang pada jam 03.45 berdasarkan waktu lokal. Yang menarik adalah, bulannya sudah kelihatan bundar sejak malam hari sebelumnya.

Sayangnya, untuk warga di Indonesia, saat puncak peristiwa ini terjadi pada pukul 14.45 WIB—saat matahari masih bersinar cerah—maka observasi secara langsung menjadi agak sulit dilaksanakan.

Namun demikian, masih ada kesempatan untuk melihat bulan di sore atau malam hari, bergantung pada keadaan atmosfer dan posisi penonton.

Di Inggris beserta sebagian wilayah Eropa, Bulan Stroberi akan kelihatan rendah di langit bagian selatan pada waktu senja. Agar dapat mengamatinya secara jernih, dianjurkan untuk menemukan lokasi observasi tanpa adanya pencemaran cahaya dan mempunyai pemandangan ke arah timur yang leluasa.

Posisinya yang sangat rendah terkait dengan peristiwa astronomi bernama major lunar standstill ini menyebabkan jalannya Bulan di langit menjadi lebih mendatar dan rendah, menambah keefektifan pencahayaan atmosfir sehingga menciptakan kilap warna oranye atau merah pada Bulan tersebut.

Perspektif Astrologi: Pengaruh Sagitarius

Di luar bidang sains dan unsur budayanya, Bulan Stroberi juga mengandung elemen astrologi yang mempesona. Pada tahun ini, purnama terjadi ketika matahari ada di rasi sagitarius—zodiak yang melambangkan elemen api dengan ciri khas antusiasme untuk menjelajahi, merdeka, serta mencari kebenaran.

Di bidang astrologi, Sagitarius terletak pada poros yang berseberangan dengan Gemini; kedua zodiak ini saling mendukung satu sama lain ketika membahas aspek-aspek seperti kemampuan komunikasi dan pemahaman dunia secara keseluruhan.

Berdasarkan pernyataan astrolog Kyle Thomas seperti dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, Bulan Stroberi di rasi sagitarius memberikan dorongan bagi seseorang untuk mengembangkan pandangan dunia mereka—entah itu secara fisik atau pun mental. Pada saat ini merupakan kesempatan baik untuk bersedia menerima konsep dan petualangan baru, berfokus pada pemetaan jalur kehidupan Anda sendiri, serta menyusun strategi signifikan guna mencapai ambisi pribadi.

Banyak orang menganggap bahwa waktu ketika bulan purnama terlihat sempurna untuk melepaskan aspek-aspek negatif, memperbarui energi, serta merencanakan tujuan baru.

Untuk orang-orang yang menjalankan kebiasaan batiniah, malam ini dapat digunakan sebagai kesempatan untuk melaksanakan upacara pembersihan.

Satu metodenya ialah mencatat aspek-aspek yang berkeinginan untuk dilepaskan, kemudian menghanguskannya di bawah sinar lilin sebagai ikon pengosongan. Elemen api dalam zodiak Sagitarius memberikan arti simbolik tambahan pada ritual itu sendiri.

Bulan Stroberi bukan saja menampilkan pemandangan langit yang memukau, namun juga mendorong kita agar bersatu lagi dengan alam, warisan budaya, serta ritme hidup. Di berbagai aspek seperti kepercayaan budi pekerti, rohani, hingga ilmu ramalan bintang, bulan ini melambangkan kelimpahan, transformasi, dan cita-cita segar.

Bila langit di malam hari bersih dan terbuka, sempatkan beberapa saat untuk memandang horizon. Barangkali, momen istimewa ini berpotensi menjadi titik pembalikan yang memberi inspirasi bagi arah masa depan Anda. ***

Post a Comment

Previous Post Next Post