
PETENIS Inggris Tara Moore kena sanksi tidak bermain selama empat tahun akibat doping. “Dalam kasus ini, saran ilmiah independen kami menyatakan bahwa si pemain tidak mampu memberikan penjelasan yang memadai atas tingginya kadar nandrolone dalam sampel. Putusan hari ini sejalan dengan temuan tersebut," kata Karen Moorhouse, CEO International Tennis Integrity Agency (ITIA), Kamis, 17 Juli 2025, seperti dikutip Antara.
Sanksi yang diterima Tara Moore menambah deretan atlet yang kena skors akibat doping. Siapa saja?
Paul Pogba
Pada musim 2023-2024, Paul Pogba kena sanksi larangan bermain selama empat tahun dan harus menepi hingga akhir musim. Pogba awalnya kena skors sementara setelah hasil tes menunjukkan ia positif mengonsumsi zat terlarang, sebagaimana diumumkan oleh Pengadilan Anti-Doping Nasional Italia (NADO Italia) pada 11 September 2023.
Tes dilakukan setelah pertandingan pembuka Liga Italia antara Juventus dan Udinese pada 20 Agustus 2023, yang dimenangkan Juventus dengan skor 3-0. Dalam pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya zat terlarang yang melanggar ketentuan anti-doping, yaitu metabolit testosteron non-endogen.
Sejak hasil tes pertamanya dinyatakan positif, Pogba langsung dilarang tampil. Pertandingan terakhirnya bersama Juventus tercatat saat menghadapi Empoli pada 3 September 2023. Sejak saat itu, ia harus menjalani proses hukum demi membersihkan namanya. Namun, semua bukti justru mengarah pada pelanggaran, membuat upayanya untuk terbebas dari sanksi tidak berhasil.
Ben Johnson
Ben Johnson akan selalu dikenang dalam sejarah Olimpiade 1988 karena keterlibatannya dalam skandal doping yang kontroversial. Ia terbukti menggunakan zat terlarang untuk meningkatkan performanya saat berlaga di nomor lari 100 meter.
Menurut laporan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), Johnson tampil di salah satu nomor paling bergengsi tersebut dan berhasil merebut medali emas dengan catatan waktu luar biasa, yakni 9,79 detik. Namun, tak lama setelah kemenangan itu, IOC mengumumkan bahwa Johnson dinyatakan positif mengonsumsi stanozolol, salah satu jenis zat doping.
Akibat pelanggaran tersebut, medali emas yang ia menangkan dicabut dan kemudian diberikan kepada pelari asal Amerika Serikat, Carl Lewis, yang sebelumnya berada di posisi kedua. Setelah terbukti menggunakan doping, Johnson pun menghadapi berbagai sanksi, termasuk larangan tampil dalam sejumlah kejuaraan atletik internasional. Skandal ini menjadi salah satu kasus doping paling terkenal dalam sejarah olahraga.
Maria Sharapova
Petenis ternama ini dinyatakan gagal dalam tes doping pada ajang Australia Terbuka 2016 karena terbukti mengonsumsi meldonium, sebuah zat yang umumnya digunakan untuk mengobati gangguan jantung. Ia membantah telah mengonsumsi zat tersebut secara sengaja, dan menyatakan bahwa meldonium terkandung dalam obat yang dikonsumsinya untuk mengatasi gejala diabetes serta kekurangan magnesium.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) pada Oktober 2016, sanksi dua tahun yang sebelumnya dijatuhkan oleh Federasi Tenis Internasional (ITF) kemudian dikurangi menjadi 15 bulan.
Lee Chong Wei
Pebulu tangkis asal Malaysia Lee Chong Wei, pernah dijatuhi sanksi terkait dugaan penggunaan doping. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) saat itu memberikan hukuman berupa larangan bertanding selama delapan bulan. Sanksi tersebut dijatuhkan setelah ia dinyatakan gagal dalam tes doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus 2014. Hasil tes lanjutan terhadap sampel urinnya juga menunjukkan adanya zat terlarang dexamethasone.
BWF kemudian menggelar sidang dengar pendapat pada April tahun berikutnya di Amsterdam, Belanda. Dalam sidang tersebut, Lee yang didampingi pengacara olahraga asal Inggris, Mike Morgan, menyampaikan bahwa kemungkinan besar zat tersebut masuk ke tubuhnya melalui suplemen yang ia konsumsi.
Meskipun dinilai telah melanggar regulasi Anti-Doping BWF tahun 2009, federasi menyimpulkan bahwa pelanggaran Lee tergolong ringan, karena ia tidak mengetahui bahwa suplemen tersebut mengandung dexamethasone.
Diego Maradona
Legenda tim nasional Argentina, Diego Maradona, pernah terjerat kasus doping pada tahun 1994. Ia dijatuhi sanksi larangan bermain selama 15 bulan setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang.
Saat itu, Maradona dipulangkan dari Piala Dunia di Amerika Serikat setelah terbukti mengonsumsi lima jenis efedrin yang merupakan stimulan terlarang oleh FIFA. Tak hanya itu, kadar zat tersebut dalam tubuhnya tercatat sepuluh kali lebih tinggi dari batas yang diizinkan. Ia kembali dinyatakan positif doping untuk ketiga kalinya pada Agustus 1997 saat membela Boca Juniors, sebelum akhirnya mengakhiri kariernya di dunia sepak bola pada Oktober di tahun yang sama.
Kakak Indra Purnama, Ryzal Catur Ananda, dan Yayuk Widiyarti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Post a Comment