
MasRizky , Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) BMKG ) memperkirakan cuaca di Jakarta , Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mendominasikan berawan tebal pada hari Kamsa, tanggal 12 Juni 2025.
Walau begitu, beberapa daerah memiliki potensi untuk menerima hujan lembut di awal petang. Sebelum hujan mulai turun, langit di Jabodetabek didominasi oleh awan tebal yang berarak. Kondisi ini dapat diamati melalui laman web resmi bmkg.go.id serta akun Instagram resmi BMKG.
Ringankan hujan diperkirakan akan mengguyur Jakarta Selatan dan Jakarta Timur sekitar pukul 19.00 WIB, sementara itu di Kepulauan Seribu terjadi pada jam 07.00 WIB. Di lain pihak, kabut tebal akan menyebar ke seluruh area jakarta barat, jakarta pusat, serta jakarta utara sepanjang hari.
Secara umum, temperatur di area Jakarta diproyeksikan antara 24 hingga 32 derajat Celsius, sementara itu kecepatan anginnya diperkirakan berada pada kisaran 2 sampai dengan 22 kilometer per jam.
Di daerah Jawa Barat, diprediksi terjadi hujan lembut di Kabupaten Bogor antara jam 13.00 sampai dengan 22.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB). Sementara itu, untuk Kota Depok dan Kota Bekasi, kondisi awan tebal diperkirakan muncul mulai pukul 19.00 WIB. Di samping itu, kota-kota lain seperti Kota Bogor dan Kabupaten Bekasi juga akan ditutupi oleh kabut tipis sepanjang hari tersebut.
Temperatur di Kabupaten Bogor berada antara 19 hingga 31 derajat Celsius, sementara itu daerah lainnya mengalami suhu dari 20 sampai dengan 33 derajat Celsius. Kemudian kecepatan angin diprediksi akan mencapai kisaran 5 hingga 21 kilometer setiap jam.
Di daerah Banten, kabut mendung menutupi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan. Temperatur diprediksi antara 24 hingga 32 derajat Celsius.
Sektor Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah meramalkan bahwa musim kemarau akan dimulai dari April sampai Juni tahun 2025. Mereka juga menyatakan puncak musim kering diperkirakan muncul pada bulan Juli; meskipun demikian, lama waktu kemarau bisa bervariasi antara wilayah-wilayah tertentu dengan beberapa memiliki periode yang lebih singkat sementara lainnya mengalaminya dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Beberapa fenomena atmosfir berpotensi mempengaruhi iklim di area Indonesia pada minggu ini. Aktivitas dari gelombang khatulistiwa semacam Gelombang Kelvin, Rendah Frekuensi, dan Equatorial Rossby, ditambah dengan hadirnya Bibit Siklon Tropis 92W dan peningkatan sirkulasi siklonik dapat menimbulkan pembentukan awan konvektif di beberapa daerah tersebut, demikian dilaporkan oleh BMKG.
Post a Comment