MasRizky -Dunia pendidikan sekali lagi mendapat noda! Dengan meningkatnya insiden kekerasan dari guru kepada murid, peristiwa mengejutkan berlangsung di SMPN 1 Karangawen, Demak, Jawa Tengah.

Seperti yang viral di media sosial (medsos), seorang guru terekam menendang kepala muridnya sendiri di dalam kelas! Aksi mengejutkan ini dilakukan oknum guru pengajar mata pelajaran IPA.

Para korban adalah seorang siswa laki-laki bernama G, murid kelas 7 yang masih muda dan baru saja masuk ke jenjang sekolah menengah pertama. Peristiwa ini terjadi ketika ujian sedang berlangsung di dalam kelas.

Hal yang memicu kemarahan publik adalah ketika sang guru secara mendadak melompat ke atas meja siswa dan kemudian mengayunkan kakinya menuju arah kepala G!. Perilaku tersebut ditampilkan di hadapan semua teman sekelompok si korban, menyebabkan atmosfer dalam kelas langsung menjadi tegang.

Disebutkan, sang guru merasa kesal ketika menghadapi suara whistling selama pemeriksaan. Meski tanpa adanya bukti konkret, ia segera menyebut G sebagai tersangka utamanya. Anehnya, ada laporan yang mencatat kalau G ternyata tak bersalah atas tuduhan whistling tersebut, meskipun tindakan keras masih tetap terjadi.

Adegan kekerasan dalam video tersebut diposting untuk pertama kalinya oleh sebuah akun. X @dhemis_is_back dan sontak viral, mengundang kemarahan warganet. Banyak yang mempertanyakan kenapa masih ada guru yang bertindak seperti preman di ruang kelas?

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Demak secara aktif terlibat dalam penyelesaian masalah tersebut. Menurut Kepala Disdikbud Haris Wahyudi Ridwan, pihaknya sudah mendelegasikan sebuah tim khusus untuk memeriksanya dengan cermat.

"Kami akan mengambil tindakan keras berdasarkan peraturan," kata Haris Wahyudi Ridwan.

Pengguna media sosial dengan cepat meminta agar oknum guru tersebut dipecat dan menjalani proses hukum. Bisakah tindakan kekerasan ini dilewati tanpa konsekuensi? Ataukah hal ini menggambarkan bahwa sistem pendidikannya sedang dalam kondisi yang sangat buruk?

Pertanyaannya saat ini adalah jika sekolah sudah tidak lagi menjadi tempat yang aman, maka kemana anak-anak dapat mencari perlindungan?

Post a Comment

Previous Post Next Post