Mas Rizky , Jakarta - Indonesia tengah menghadapi fenomena kemarau basah , yakni kondisi cuaca yang tidak biasa karena tingginya curah hujan walaupun musim kemarau telah tiba.

Ahli meteorologi dari IPB University, Sonni Setiawan, mengatakan bahwa kemarau basah ini tidak hanya disebabkan oleh pola monsun dan anomali iklim global, namun juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari, utamanya keberadaan bintik matahari atau sunspot.

“Secara ilmiah, istilah musim didefinisikan berdasarkan posisi semu matahari relatif terhadap pengamat di permukaan bumi. Ketika matahari berada di selatan khatulistiwa atau belahan bumi bagian selatan (BBS), wilayah selatan bumi mendapat pemanasan akibat radiasi matahari yang lebih intens,” kata dia melalui keterangan tertulis, pada Rabu, 11 Juni 2025.

Kondisi cuaca tersebut menyebabkan banyak orang rawan terjangkit penyakit yang umum ditemui saat musim pancaroba. Salah satu penyakit yang banyak dialami adalah penyakit batuk.

Menurut Healthline , batuk terjadi karena adanya iritasi terhadap tenggorokan atau pada saluran napas. Saat batuk, sistem saraf akan mengirimkan pesan kepada batang otak. Kemudian, batang otak akan bereaksi dengan memberi tahu otot-otot di daerah dada, perut, dan leher untuk berkontraksi dan mengeluarkan semburan di udara untuk menghasilkan batuk.

Walaupun sekilas sama, batuk memiliki banyak jenis. Berikut jenis-jenis batuk yang biasa menjangkit usai pergantian musim yang tidak menentu.

  1. Batuk Kering

Batuk kering merupakan jenis batuk yang tidak mengeluarkan lendir. Penderita batuk kering biasanya akan merasakan tergelitik di area tenggorokan atas rasa gatal. Rasa ini akan memicu reflek tubuh untuk batuk dan menyebabkan batuk berdahak.

Batuk kering biasanya sulit dikendalikan dan berpotensi menjadi batuk yang berkepanjangan. Batuk kering biasanya terjadi saat tubuh mengalami peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan. Batuk tersebut biasanya dapat bertahan selama beberapa minggu atau hingga peradangan tersebut sembuh.

  1. Batuk Basah

Batuk basah merupakan jenis batuk yang bereaksi akibat lendir di dalam paru-paru. Saat mengalami batuk basah, penderita akan merasa seperti ada benda di belakang tenggorokan atau ada sesuatu yang menetes ke tenggorokan. Penyakit tersebut dikenal sebagai batuk basah karena terdapat kelembapan ketika lendir keluar dari sistem pernapasan tubuh.

Durasi batuk basah dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami penderita. Batuk basah akut dapat berlangsung selama kurang dari tiga pekan, sedangkan batuk kronis dapat berlangsung lebih dari delapan minggu untuk orang dewasa.

  1. Batuk Paroksimal

Batuk paroksimal merupakan jenis batuk yang ditandai dengan batuk berulang dan tidak terkendali. Batuk paroksimal biasanya terasa melelahkan dan menyakitkan karena orang-orang yang mengidap batuk ini biasanya akan kesulitan bernapas hingga muntah-muntah.

Dilansir dari NORD , Batuk paroksimal biasanya terjadi akibat infeksi bakteri Bordetella Pertussis . Batuk ini biasanya ditandai dengan suara “rejan” yang khas saat menarik napas. Batuk paroksimal merupakan penyakit menular melalui droplet individu yang terinfeksi di udara bebas yang biasanya berlangsung dari 6 hingga 10 minggu.

  1. Batuk Croup

Dikutip dari Healthline , batuk croup adalah jenis batuk yang umum diderita oleh balita. Batuk tersebut menyebabkan saluran napas membengkak dan menjadi iritasi sehingga membuat anak-anak kesulitan untuk bernapas.

Ciri khas dari batuk croup adalah suara mirip gonggongan yang mirip dengan anjing laut. Batuk tersebut juga menyebabkan pembengkakan di sekitar kotak suara yang menyebabkan suara napas menjadi serak.

Rachel Caroline L. Toruan dan Muhammad Syaifulloh

Post a Comment

Previous Post Next Post