Masrizky , JAKARTA — Singapura memulai tahun 2025 dengan pertumbuhan ekonomi melebihi perkiraan, dipacu oleh kenaikan signifikan di bidang industri dan perdagangan luar negeri karena para pemain bisnis berusaha untuk mengelakkan pengaruh negatif tersebut. tarif AS yang lebih tinggi.

Melansir Bloomberg, Kamis (22/5/2025), Departemen Perdagangan dan Industri mengumumkan Produk Domestik Bruto ( PDB Singapura mengalami pertumbuhan sebesar 3,9%. year on year (YoY) di triwulan I/2025, melebihi proyeksi median analisis Bloomberg yang mencapai 3,6% serta perkiraan awal pemerintah sebanyak 3,8%.

Meskipun demikian, berdasarkan perhitungan kuartalan yang sudah di-adjust untuk faktor musim, Produk Domestik Bruto malah tercatat menyusut sebesar 0,6%, agaknya lebih baik daripada perkiraan awal penurunan sebanyak 1%.

Informasi ini menggambarkan dampak dari perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta perlambatan pemulihan ekonomi di China terhadap wilayah tersebut semenjak awal tahun. Walau demikian, kedua negara dengan perekonomian terbesar itu saat ini telah menyetujui traktat gencatan senjata tariff untuk jangka waktu 90 hari yang juga membantu bernapasnya kondisi ekonomi di kawasan setempat.

Singapura, yang mengalami bea sebesar 10% dari Amerika Serikat, menerima dampak yang cukup rendah dibanding mitra-mitra regionalnya. Meski demikian, karena bergantung erat pada perdagangan yang nilainya mencapai tiga kali lipat dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya, Singapura masih berada dalam situasi rawan terhadap goncangan di pasar global.

Kementerian Perdagangan dan Industri menyebutkan bahwa peningkatan di bidang manufaktur serta ritail mungkin disokong oleh kegiatan perusahaan tersebut. front-loading sebelum peningkatan biaya AS yang sudah diprediksi sebelumnya.

"Sebaliknya, sektor perhotelan dan restoran mengalami penurunan, terutama disebabkan oleh performa hotel berbintang yang menargetkan segmentasi nilai tambah tinggi yang kurang baik," seperti dijelaskan kementerian tersebut dalam rilis resmi mereka.

Pemerintah terus melestarikan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2025 dalam rentang antara 0% sampai 2%, sesuai dengan gambaran global yang dipengaruhi oleh keraguan karena dampak dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Perdana Menteri Lawrence Wong juga menegaskan bahwa kemungkinan resesi masih perlu diwaspadai.

Penahanan tariff antara Amerika Serikat dan China diprediksikan dapat memberikan dorongan kecil pada permintaan luar negeri Singapore untuk sisanya di tahun ini. Akan tetapi, kementerian menyatakan bahwa ketidaktentuan global masih cukup besar, dengan potensi resiko yang lebih condong ke arah negatif.

"Bisnis dan keluarga mungkin akan mengurangi pengeluaran mereka dan mencari tahu bagaimana perkembangan situasinya terlebih dahulu. Apabila persaingan perdagangan semakin sengit, hal itu berpotensi menyebabkan gangguan pada jaringan pasok barang, peningkatan harga,perlambatan ekonomi di seluruh dunia, serta arus uang yang tak tentu sehingga bisa membuat goncengan pada industri bank dan finansial," demikian dilanjutkan dalam pernyataan tersebut.

Bloomberg Economics Memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Singapura sebesar 0,9% untuk tahun ini. Meskipun demikian, kesepakatan perdagangan damai serta hasil pemilihan umum yang mengkonfirmasi lagi kekuasaan Partai Tindakan Demokrat rakyat dipandang memberikan dukungan signifikan terhadap stabilitas dalam kondisi ketidaktentuan dunia saat ini.

Tamara Mast Henderson, seorang ahli ekonomi untuk wilayah ASEAN dari Bloomberg Economics, menyebut bahwa penguasaan Partai Aksi Rakyat dalam pemilihan yang berlangsung tanggal 3 Mei menjamin kestabilan politik ketika sedang masa penting.

"Terutama saat para pebisnis dan investor sedang memantau pergeseran dalam hubungan perdagangan dan keamanan global di era Presiden AS Donald Trump," terangnya.

Bank Sentral Singapura sudah merelaksasi kebijakannya dua kali sepanjang tahun ini dan direncanakan akan mengevaluasi kembali aturan tersebut pada bulan Juli nanti.

Post a Comment

Previous Post Next Post