Masrizky, JAKARTA - Kementerian Keuangan melaksanakan penyegaran signifikan untuk para pegawai berpangkat eselon I pada hari Jumat, 23 Mei 2025.

Terdapat 22 pejabat eselon I yang dilantik pada hari ini. Mereka yang dilantik adalah Direktorat Jenderal Pajak, Dirjen Bea Cukai, hingga Sekretaris Kementerian Keuangan hingga staf ahli di Kementerian Keuangan.

"Menteri Keuangan mengangkat saudara-saudara ke posisi terbaru dalam lingkup Kementerian Keuangan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Bagaimana kekayaan dari pegawai baru yang bekerja di Kementerian Keuangan tersebut?

  • Dirjen Pajak Bimo Wijayanto

Bimo sebelumnya menjadi tim yang membantu Menko Luhut Pandjaitan di Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves). Ia memulai kariernya sebagai pegawai pajak dan pernah menjadi staf di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada Januari 2003 hingga Januari 2010.

Mengacu pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara elektronik (e-LHKPN) KPK, Bimo diketahui menyampaikan total hartanya sebanyak tiga kali. Dia pertama kali melaporkan kekayaannya sebagai Tenaga Ahli Utama KSP RI, dengan jumlah sebesar Rp5,97 miliar pada 2019. Laporan berikutnya, total hartanya naik menjadi Rp6,17 miliar. Sedangkan pada laporan paling baru mencapai Rp6,67 miliar. Dari jumlah harta ini, dominasi harta Bimo adalah tanah dan bangunan mencapai Rp5,8 miliar.

  • Sekretaris Jenderal Heru Pambudi

Situs LHKPN menunjukkan kekayaan per 31 Desember 2024 senilai Rp71,01 miliar, meningkat secara signifikan dari angka pada tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp48,77 miliar.

Kebanyakan harta milik Heru terdiri dari uang tunai dan setara kas senilai Rp4,38 miliar. Sementara itu, instrumen keuangan bernilaiRp12,16 miliar. Di sisi lain, nilai aset properti seperti tanah dan gedungnya hanya mencapai Rp3,52 miliar.

  • Dirjen Stratejik Ekonomi dan Keuangan Febrio Nathan Kacaribu

Febrio, mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal, mengungkapkan harta benda senilai Rp16,76 miliar per 31 Desember 2024. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapaiRp13,36 miliar.

Febrio secara pribadi menyatakan bahwa kekayaannya mayoritas terdiri dari instrumen investasi senilai Rp11,04 miliar, uang tunai dan setara kas sebesar Rp1,01 miliar, serta aset lainnya mencapai Rp3,1 miliar.

  • Direktur Jenderal Anggaran Luky Alfirman

Sosok ini sebelumnya memimpin Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu. Hingga akhir 2024, Luky melaporkan memiliki harta Rp52,2 miliar. Sedangkan pada tahun 2023, dia melaporkan memiliki harta Rp39,73 miliar.

Lucky mencatat bahwa jumlah uang tunai dan setara kas mencapaiRp 24,77 miliar. Kemudian ia melaporkan adanya surat berharga senilai Rp14,97 miliar. Tanah serta gedung-gedungan dinilai sebesar Rp11 miliar.

  • Direktur Jenderal Bea dan Cukai Letnan Jendral TNI (Purn.) Djaka Budhi Utama

Tokoh dengan latar belakang militer ini menampilkan dirinya sebagai sosok baru dalam jajaran Kementerian Keuangan. Sebelumnya pernah menjadi bawahan Presiden Prabowo Subianto di Tim Mawar tahun 1998 dan dia mengungkapkan harta kekayaannya paling akhir pada tahun 2023 senilai Rp4,7 miliar.

Dari harta ini, tanah dan bangunan menjadi kekayaan terbesar pensiunan TNI itu. Dia mencatat tanah dan bangunan senilai Rp3,58 miliar. Selanjutnya alat transportasi sebesar Rp256.000.000. Sedangkan kas dan setara kas yang dimiliki setara Rp347,2 juta.

  • Direktur Jenderal Perbendaharaan Astera Primanto Bhakti

Sosok yang dilantik lagi sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan ini melaporkan harta pada 2024 sebesar Rp24,91 miliar. Jumlah ini naik dari Rp18,38 miliar.

Di tahun 2024, kekayaan Astera mayoritas terdiri dari tanah dan properti senilai Rp9,68 miliar. Sementara itu, aset transportasinya bernilaiRp1,01 miliar. Ia juga mengungkapkan bahwa harta bergerakknya yang lain mencapai Rp1,86 miliar. Astera melaporkan kepemilikannya atas efek berharga sebesar Rp8,94 miliar dan uang tunai beserta seterunya senilai Rp3,44 miliar.

  • Direktur Jenderal Keuangan Negara Rionald Silaban

Tokoh yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan untuk mengejar para penerima manfaat BLBI menyatakan bahwa kekayaannya mencapai angka Rp93,73 miliar diakhir tahun 2024. Hal ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan total kekayaan sebesar Rp76 miliar pada tahun 2023.

Kekayaan jumbo Rionald ini sebagian besar berupa tanah dan bangunan sebesar Rp38,34 miliar. Selanjutnya surat berharga Rp9,95 miliar. Dia juga mencatatkan aset kas dan setara kas sebesar Rp28,69 miliar. Sedangkan kepemilikan surat berharga dicatatkan sebesar Rp11,43 miliar dan harta lainnya Rp2,32 miliar.

  • Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Askolani

Tercatat harta Askolani pada akhir 2024 sebesar Rp58,02 miliar. Naik dari posisi Rp56,96 miliar pada tahun sebelumnya.

Pada harta 2024, Askolani mencatat memiliki kas dan setara kas Rp7,92 miliar. Dia juga mencatatkan surat berharga Rp23,1 miliar. Sedangkan tanah dan bangunan mencapai Rp23,13 miliar.

  • Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto

Sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko di Kemenkeu, Suminto menyatakan hartanya tahun 2024 mencapai Rp8,65 miliar. Angka tersebut relatif mirip dengan pelaporannya pada tahun 2023 yang senilai Rp8,13 miliar.

Kekayaan Suminto mencakup kas dan setara kas senilai Rp3,68 miliar. Harta paling berharga di antaranya adalah tanah serta gedung dengan nilai Rp4,89 miliar.

  • Direktur Jenderal Stabilitas dan Pembangunan Sektor Keuangan Masyita Crystallin

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus di Kementerian Keuangan itu melaporkan harta sebesar Rp15,22 miliar dari sebelumnya Rp11,06 miliar.

Masyita melaporkan harta yang dimiliki pada tahun lalu itu terdiri dari kas dan setara kas sebesar Rp2,92 miliar, surat berharga sebesar Rp5,54 miliar dan tanah serta bangunan Rp5,05 miliar.

  • Inspektur Jenderal Awan Nurmawan

Calon yang sudah menjabat di posisi inspektur tersebut menyatakan bahwa kekayaannya meningkat dengan cepat dari angkaRp22,78 miliar pada tahun 2023 hingga mencapai Rp43,39 miliar pada tahun sebelumnya.

Aset tersebut mencakup lahan dan gedung senilaiRp7,09 miliar, peralatan transportasi dan mesin sekitar Rp967 juta, efek-surat bernilai Rp3,3 miliar, serta uang tunai dan setara kas sebesar Rp32,03 miliar.

  • Pemimpin Lembaga Teknologi, Data, dan Kecerdasan Keuangan Surya Utomo

Mantan kepala pajak tersebut menyatakan bahwa kekayaannya hanya bertambah sedikit dari angkaRp22,81 miliar di tahun 2023, sementara pada tahun 2024 ia melaporkan aset senilai Rp24,94 miliar.

Aset tersebut mencakup tanah dan gedung senilaiRp20,6 miliar, peralatan transportasi dengan nilai Rp960 juta, barang bergerak yang bernilai Rp1,24 miliar, serta uang tunai dan setara kas sebesar Rp4,77 miliar.

  • Kepala Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Keuangan Adin Hadiyanto

Dengan menjabat dalam posisi yang sama seperti tahun lalu, Andin menyatakan bahwa kekayaannya meningkat menjadiRp20,77 miliar di tahun 2024. Sementara itu, nilai aset yang dia miliki pada tahun 2023 adalah sebesar Rp15,65 miliar.

Secara rinci, kekayaan tersebut mencakup lahan dan properti senilai Rp10,46 miliar, peralatan transportasi dengan nilaiRp581,52 juta, serta barang bergerak lainnya bernilai Rp3,77 miliar. Sementara itu, instrumen investasi memiliki nilai Rp1 miliar dan uang tunai serta setara kas sebesar Rp4,95 miliar.

Pejabat eselon I yang diresmikan meliputi Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak bernama Iwan Djuniardi, Staf Ahlie Bidang Kepatuhan Pajak dengan nama Yon Arsal, Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak berinisial Nufransa Wira Sakti, Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara dikenal sebagai Dwi Teguh Wibowo, Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak bergabung oleh Mochamad Agus Rofiudin, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara ditunjuk menjadi Sudarto, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional dipilih untuk Parjiono, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal adalah Arief Wibisono, serta Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan yaitu Rina Widiyani Wahyuningdyah.

Post a Comment

Previous Post Next Post