
PR JABAR Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Kardin menyebut bahwa tenaga kerja asal Indonesia berpotensi meraih upah yang jauh lebih baik. Ia juga menganjurkan kepada warga yang berniat bekerja ke luar negeri untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka sehingga proses penerimaannya menjadi lebih lancar di negara tujuan.
Demikian pesannya Menteri Kardin saat menyemangati sejumlah pelajar yang tengah mengenyam pendidikan di Balai Latihan Kerja (BLK) UPT Plumbon milik Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cirebon, Jawa Tengah pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.
"Panduannya bukan cuma kerja di tanah air. Cukup tambahkan pelatihan bahasa selama kira-kira 3 sampai 6 bulan. Sesudah sertifikasi, terdaftar serta didampingi oleh pemerintah, siap-siap untuk pergi ke mancanegara," ujarnya.
Mentri Kardin mengambil contoh para pekerja migran di Korea Selatan, seperti halnya upah tukang las yang saat ini ditimba oleh pelajar di BLK Plumbon, bisa mencapai antara Rp15-20 juta setiap bulannya.
Di satu pihak, Menteri Kardin memandang bahwa ada banyak kesempatan bagi warga negara untuk bekerja di luar negeri secara sah. Oleh karena itu, ia mendoakan agar Pemkab Cirebon dapat mendukung upaya KemenP2MI dalam meraih peluang ini dengan melatih para calon Tenaga Kerja Indonesia menjadi lebih terampil dan siap bersaing di lapangan kerja internasional.
Mengacu pada informasi dari Menteri Kardin, menurut datanya yang terkini, diprediksi bahwa jumlah penduduk Cirebon yang bekerja di luar negeri akan mencapai 70 ribu orang setiap tahunnya hingga 2024.
"Bila diurus dengan tepat, dirancang oleh orang berpengalaman, manfaatnya bagi Cirebon adalah menyerap lebih banyak tenaga kerja, mengurangi jumlah pengangguran serta mendapatkan pemasukan untuk wilayah tersebut," katanya.
Menteri Kardin menjelaskan bahwa angka tersebut secara otomatis akan meningkatkan devisa negara dan membantu mengurangi tingkat pengangguran di wilayah Cirebon.
Contohnya, bila para tenaga kerja migran dari Cirebon yang berjumlah puluhan ribu orang ini mengirimkan uang sebesar Rp5 juta tiap bulannya kepada keluarga mereka, total pengiriman akan mencapai Rp600 miliar dalam satu tahun dan bisa memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
"Maka dari itu, saya mengajukan permintaan kepada Pak Wakil Bupati dan Pak Kadis agar kita membuat pusat vokasi atau centro vocacional, bahkan dapat dinamai sebagai migran center. Pusat ini nantinya akan memberikan pelatihan, tersedia sertifikasi pula, serta didukung oleh ekosistem terpadu, termasuk kurikulum yang telah disesuaikan dengan negara penempatan tenaga kerja guna mempersiapkan para calon pekerja migran," ungkap Menteri Kardin.
Post a Comment