
Masrizky Walaupun metode pembayaran menggunakan pemindaian wajah semakin populer, banyak konsumen tetap memiliki keragu-raguan. Salah satu halangan utama yang menjadi perhatian adalah ketakutan menghadapi potensi risiko keuangan dari teknologi tersebut.
Sistem Face Recognition Payment (FRP) memberikan kemudahan kepada penggunanya. Cukup dengan berdiri di hadapan kamera, tidak diperlukan sentuhan pada alat ataupun membawa dompet. Meski demikian, dibalik kenyamanan tersebut, masih tersisa keraguan tentang tingkat keamanannya yakni bagaimana perlindungan atas data wajah serta informasi finansial yang dikaitkan?
Dilansir dari jfin-swufe.springeropen.com, Penelitian terkini mengungkapkan bahwa rintangan primer bagi beberapa konsumen dalam melanjutkan penggunaannya adalah ketidakpastian keuangan. Beberapa cemas tentang ancaman seperti pencurian data wajah, serangan siber pada sistem, serta eksploitasi info pribadi untuk aktivitas pembayaran ilegal.
Di samping itu, para pengguna juga khawatir tentang batas-batas kendali yang mereka miliki atas teknologi tersebut. Setelah data wajah direkam dan disimpan di dalam sistem, menjadi sulit bagi mereka untuk mencabut atau memerase datanya. Hal ini menyebabkan rasa hilangnya kontrol atas info pribadi mereka.
Ancaman ini dapat pula mengganggu keterkaitan emosional antara pengguna dan teknologi tersebut. Berdasarkan penelitian terakhir, diketahui bahwa walaupun individu tersebut mungkin merasa termotivasi dan berniat untuk tetap menggunakan FRP, niat mereka cenderung berkurang apabila mereka melihat sistemnya sebagai hal yang cukup berbahaya.
Ini mengindikasikan bahwa inspirasi serta teknologi mutakhir tak cukup sendiri. Keamanan masih merupakan landasan pokok yang perlu dipelihara untuk mencegah hilangnya kepercayaan konsumen. Tanpa jaminan keamanan yang tegas, perkembangan FRP dapat terhenti, walaupun teknologi tersebut dianggap hebat dan modern.
Penyedia jasa FRP harus mempertimbangkan masalah ini dengan cermat. Mereka dapat mulai meredakan keraguan konsumen melalui pendidikan seputar enkripsi informasi, perlindungan sistem, serta keterbukaan dalam menggunakan data individu sebagai tindakan permulaan.
Di samping itu, kerja sama antara otoritas pengawas dan perusahaan jasa keuangan sangat diperlukan dalam merancang aturan perlindungan data biometri yang kuat. Keselamatan serta rahasia pribadi para pemakai harus tetap menjadi fokus nomor satu di tengah perkembangan teknologi baru. (*)
Post a Comment