MasRizky , Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pernyataannya tentang pria yang menggunakan celana jeans dengan ukuran 33-34 cenderung akan lebih dulu bertemu Allah SWT hanyalah sebuah metafora. Menurutnya, pernyataan tersebut menyampaikan informasi tentang risiko penumpukan lemak dalam rongga perut. visceral fat .

Begini nih, biasanya pas dibicarain tentang kesukaan sih agak bingung. Jadi gitu deh,صندキャンペDisappear lever Ini, biasanya saat kita makan, makanan akan masuk dan tertampung di bawah lapisan kulit. Jika lemak lebih, dia nempel ke organ (lain), jantung, lever , ini. Itu namanya visceral fat , ini bahaya," kata Budi di Jakarta, Rabu, 15 Mei 2025.

Dilansir dari Healthline , visceral fat merupakan jenis lemak yang tersimpan di rongga perut. Lemak perut tersebut dapat terletak dekat dengan beberapa organ vital, antara lain hati, perut, dan usus.

Visceral fat dapat menyebabkan permasalahan kesehatan, seperti diabetes, prediabetes, dan serangan jantung. Karena itu, visceral fat Harus ditangani dengan cepat agar tidak menyebabkan keadaan kesehatan menjadi lebih buruk.

Dikutip dari WebMD , b erikut beberapa cara mengatasi visceral fat:

1. Olahraga

Olahraga dapat membantu mengatasi visceral fat Olahraga bisa mengurangi kelebihan lemak di area perut. Ahli kesehatan merekomendasikan melakukan aktivitas fisik sekitar 30 menit tiap harinya pada minimal lima dari tujuh hari dalam satu minggu. Akan tetapi, agar efektif memburnout lemak di bagian tersebut, diperlukan waktu latihan yang lebih lama.

Latihan-latihan yang bisa dilakukan untuk mengurangi lemak di bagian perut meliputiolahraga sit-up . Sit-up Melakukan latihan secara rutin dan periodik bisa membantu mengurangi lemak pada bagian perut. Di samping itu, disarankan juga untuk melakukan aktivitas fisik yang memiliki tingkat keterampilan sedang sampai berat. Gerakan dengan intensitas ringan cenderung kurang efektif dalam mempercepat proses pembakaran lemak.

2. Diet

Diet untuk mengecilkan perut bisa jadi jawaban untuk memperkecil tingkat kelebihan lemak pada bagian tersebut. Hingga saat ini, belum ditemukan jenis makanan tertentu yang dapat menghilangkan lemak di area perut dengan segera. Oleh karena itu, penurunan lemak di daerah perut hanya dapat dilakukan melalui pemberantasan kalori dari seluruh tubuh Anda.

Menekan kadar kalori di dalam tubuh bisa dicapai melalui pengurangan kalori atau kekurangan energi. Ini berarti, individu tersebut harus mengonsumsi kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuhnya. visceral fat diperlukan pengambilan asupan makanan dan minuman dengan jumlah kalori lebih rendah guna menjaga berat badan tetap stabil dalam kurun waktu lama serta menekan tingkat lemak di area perut.

3. Tidur Cukup

Memperoleh istirahat malam yang memadai bisa mendukung kualitas kesejahteraan fisik seseorang, di antaranya dengan menurunkannya. visceral fat Kehilangan jam tidur bisa berdampak pada tingkat lemak di area perut. Seperti dikatakan oleh Sherrie Khadanga, pakar kardiovaskular serta dosen asisten kedokteran dari Universitas Vermont Medical Center yang terletak di South Burlington, kekurangan istirahat malam dapat menambah peluang untuk mengalami hal ini. visceral fat dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pola tidur normal.

Mengacu pada penjelasan para ahli, istirahat yang tidak mencukupi bisa memperbanyak aliran hormon penggugus hasrat makan ke semua bagian badan. Oleh karena itu, mendapatkan waktu tidur yang tepat dapat membendung dorongan untuk ngemil berlebihan.

4. Mengelola Stres

Stres terus-menerus bisa memperbesar ukuran pinggang Anda. Lebih jauh lagi, stres menyebabkan pelepasan suatu zat kimia dalam tubuh bernama kortisol. Para profesional kesehatan menjelaskan bahwa kortisol ini bisa menimbulkan rasa lapar yang kuat sehingga orang tersebut cenderung ingin makan lebih banyak makanan manis, berminyak, serta asin.

Untuk meningkatkan kondisi kesehatan dan menghindari visceral fat , oleh karena itu diperlukan kegiatan yang bisa mengurangi tekanan mental. Jika seseorang mengalami tingkat stres berlebihan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis.

Dede Leni Mardianti ikut berpartisipasi dalam penyusunan artikel ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post