PR NTT – Program Studi Administrasi Rumah Sakit (ARS) Universitas Marisius Stella Maris Sumba (UNMARIS) menyelenggarakan kompetisi debat pertama bagi mahasiswanya dengan topik yang menarik dan aktual: "Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesejahteraan Jiwa Para Mahasiswa." Acara tersebut berlangsung pada hari Kamis, tanggal 8 Mei 2025, dimulai dari jam 09.00 Waktu Indonésia Timur di Pendopo UNMARIS.
Debat ini merupakan bagian dari usaha Prodi ARS untuk memacu mahasiswa supaya dapat lebih kritis terhadap fenomena-fenomena sosial yang memiliki dampak langsung pada studi mereka. Selain dijadikan tempat pertukaran pendapat, acara tersebut juga bertujuan sebagai sarana pembelajaran vital bagi para siswa guna meningkatkan kemampuan berfikir analitis, pidato publik, serta menyusun argumentasi dengan metode saintifik.
Ketua Prodi ARS, Bewa Dangu Wole, S.Kep., Ns., M.A.P., saat membuka acara mengatakan bahwa gagasan untuk melangsungkan debat tersebut timbul akibat kekhawatiran terhadap peningkatan frekuensi penggunaan media sosial oleh para mahasiswa.
"Begitu banyak pelajar yang perlahan-lahan kehilangan fokus dalam studi mereka disebabkan oleh pemakaian media sosial secara berlebihan. Ini menghasilkan penurunan tingkat konsentrasi, performa akademis menurun, serta timbulnya rasa cemas sosial yang dapat merusak kondisi psikologis," katanya.
Menurut dia, dengan ikut serta dalam diskusi ilmiah ini, para mahasiswa bisa memahami masalah itu dari beragam perspektif, mulai dari aspek positif hingga negatif, dan pada saat yang sama meningkatkan keterampilan akademis mereka secara komprehensif.
Acara tersebut diawali dengan pembukaan formal oleh Ardiyanto Dapadeda, M.Kom., sebagai Penanggung Jawab dari Wakil Rektor Ketiga Urusan Mahasiswa Universitas Maritim (UNMARIS). Dia mengekspresikan penghargaannya yang mendalam terhadap Program Studi Arsipologi karena telah menginisiasikan acara ini, yang ia anggap amat sesuai dan berkontribusi pada penciptaan lingkungan akademik yang kondusif.
"Saya sungguh berterima kasih kepada Program Studi ARS karena telah aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan. Lomba debat ini merupakan yang pertama di universitas UNMARIS dan bermula dari Prodi ARS. Semoga hal ini bukan sekadar pembicaraan belaka tetapi juga mendorong tindakan konkret terkait topik-topik yang dibahas saat ini," katanya dalam pidato penyampaiannya.
Pertandingan debat ini dihadiri oleh enam regu, setiap regu terdiri atas dua pelajar. Keempat regu datang dari Program Studi ARS sementara sisanya yaitu dua regu lainnya berasal dari Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Perlombaan dibagi menjadi dua tahap: pada putaran penyisihan digunakan sistem prepare motion sedangkan putaran akhir mengadopsi metode impromptu motion yang memerlukan pemikiran cepat serta tajam bagi para kontestannya.
Tiga anggota dewan juri, yang merupakan gabungan antara akademisi dan profesional di lapangan, dipilih untuk mengorek evaluasi persaingan ini berdasarkan standar seperti kemampuan berteori, tingkat pemahaman analitis, metode presentasi, dan koordinasi tim. Di antara keenam regu peserta, hanya tiga regu dengan perolehan nilai paling unggul saja yang akan maju menuju tahap penentuan juara.
Dalam pertandingan puncak, pasukan Kelas A dari Program Studi ARS yang beranggotakan Kristiani Aurista Awang dan Novita Anggreni Buma Lere menampilkan performa yang memukau dan akhirnya menjadi juara pertama. Di tempat kedua ada regu Kelas A dari Program Studi K3 (terdiri atas Jeniat Malo dan Servulus Resivaldo Talu), sementara di peringkat ketiga adalah kelompok Kelas B Program Studi K3 (dengan anggota Rovina Dada Gole serta Marselina R.S. Tegi).
Setiap juara menerima sertifikat, medali, dan juga uang tunai untuk menghargai prestasi yang telah dicapainya.
Pada bagian tanggapan dan pelajaran, sang juara menceritakan kisah menarik tentang hal-hal bermakna yang didapat saat terlibat dalam kompetisi tersebut.
Melalui diskusi terbuka ini, kita telah mempelajari begitu banyak pelajaran bernilai tinggi; tak sekadar tentang keterampilan presentasi tetapi juga mengenai betapa esensialnya penelitian menyeluruh, pengiriman argumentasi secara rasional, serta kapabilitas untuk bereaksi dengan sigap," papar Kristiani dan Novita. "Di samping itu, hubungan persahabatan kita pun bertambah dan pemahaman kita semakin luas.
Pendapat serupa juga diberikan oleh Jeniati dan Valdo. Mereka mengatakan bahwa kompetisi ini sangat positif. Keduanya menjadi lebih percaya diri saat menyampaikan pidato di hadapan penonton, serta meningkatnya kemampuan mereka untuk mendengarkan dan memberikan tanggapan dengan argumentasi yang sesuai. Menurut keduanya, hal tersebut merupakan suatu pengalaman luar biasa.
Rovina serta Marselina yang berasal dari tim peraih posisi ketiga menyatakan bahwa kegiatan ini membantu mereka untuk memperkaya pemahaman tentang cara berfikir kritis saat menilai penggunaan media sosial dengan lebih bijaksana.
Ketua panitia, Yunita Malo, menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin tahunan.
"Acara ini menunjukkan bahwa mahasiswa UNMARIS memiliki potensi signifikan untuk tumbuh. Diskusi debat dapat menjadi metode efektif dalam mencetak generasi muda yang berpikiran kritis, logis, serta prihatin terhadap masalah-masalah kontemporer," katanya.
Post a Comment