Pikiran Rakyat--Meskipun dalam situasi ketidaktentuan, penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat untuk kuartal pertama tahun 2025 tercatat sebesar 5,6%.

Dampak dari penyerapan tenaga kerja itu berasal dari investasi di Jawa Barat yang mencapai Rp 68,5 triliun pada kuartal pertama tahun 2025. Mayoritas invesatsi ini datang dari sektor industri, properti, komunikasi, serta bidang-bidang lainnya.

Itu dikatakan oleh Kepala Bank Indonesia Propinsi Jawa Barat Muhammad Nur pada hari Jumat, 23 Mei 2025 di Bandung.

Menurut Muhammad Nur, tingkat investasi di Jawa Barat berada di posisi kedua secara nasional setelah DKI Jakarta. Dia menjelaskan bahwa untuk kuartal pertama tahun 2025, Jawa Barat menduduki urutan kedua. Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2024, Jawa Barat sebenarnya menempati posisi teratas di seluruh negeri.

Dengan tingkat investasi tersebut berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat. "Pada triwulan pertama tahun 2025 penyerapan tenaga kerja mencapai 5,6 persen," kata Muhammad Nur.

Terkait dengan investasi PMA (Penanaman Modal Asing) di Jawa Barat, penting untuk mengklarifikasi berbagai aspek regulasi, menangani biaya-biaya yang tak tertentu serta membebaskan diri dari rintangan-rintangan lainnya.

Menurut Muhammad Nur, masalah Penanaman Modal Asing harus dipertimbangkan dengan sangat serius, terlebih mengenai kapabilitas sumber daya manusia di Jawa Barat. Sebagai contoh, kesiapan pekerja untuk investasi pada industri mobil listrik—apakah mereka telah ada dan dapat digunakan secara efektif?

Investasi

Pada presentasinya, Muhammad Nur menyatakan bahwa investasi di Jawa Barat tetap mengalami pertumbuhan yang positif. Kenaikan ini pasti memiliki efek pada situasi penganggur dan kemiskinan.

Sementara itu laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan 1 tahun 2025 sebesar 4,98. Angka laju pertumbuhan ekonomi ini jika dibandingkan pada triwulan keempat tahun 2024 lebih rendah.

Menurut Muhammad Nur, Bank Indonesia yang merupakan badan berwenang moneter senantiasa memelihara kestabilan ekonomi termasuk juga untuk wilayah Jawa Barat.

Secara singkat, Bank Indonesia di Propinsi Jawa Barat mendukung agar pengeluaran pemerintah daerah dapat ditingkatkan dalam jangka dekat. Selain itu, upaya menjaga stabilitas pasar dan meningkatkan sistem pembayaran digital juga akan dipertahankan.

Bagaimana dengan jangka panjang, keberlanjutan pangan dapat dipastikan dengan baik? ***

Post a Comment

Previous Post Next Post