Inisiatif yang digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang ini tak hanya menjadi kegiatan formalitas, melainkan bentuk konkret dari penerapan Program 100 Hari Walikota dan Wakil Walikota Magelang. Tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan pemahaman tentang manfaat pengolahan limbah sedari usia muda guna menciptakan sebuah kota yang ramah lingkungan serta berkesinambungan.
Pelajar-pelajar yang berpartisipasi datang dari 24 Sekolah Menengah Pertama di kota Magelang, dengan setiap sekolah mengutus dua perwakilan siswa. Selain mendapatkan pemahaman teoritis tentang konsep 3R (Kurangi, Gunakan Kembali, Daur Ulang), para peserta juga dibimbing untuk melakukan praktik dalam manajemen limbah di area sekitarnya.
Mereka diajarkan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik, mengetahui nilai dari bahan bekas agar dapat dipergunakan lagi, serta menyadari bahwa limbah bisa dikelola menjadi aset berharga secara ekonomi. Pelatihan ini membuat mereka sadar bahwa manajemen sampah tidak hanya tugas pemimpin setempat, melainkan perlu partisipasi seluruh elemen masyarakat, khususnya kaum remaja.

Wakil Walikota Magelang, dr. Sri Harso, turun sendiri untuk memulai acara ini. Dia menunjukkan penghargaan yang besar atas ide tersebut. Baginya, proyek ini tidak sekadar menyampaikan pendidikan, melainkan juga merancang karakter serta pola pikir positif sedari awal guna mengatasi masalah-masalah lingkungan.
"Saya sangat menghargai dedikasi serta antusiasme dalam mendidik para siswa tentang manajemen limbah yang bertanggung jawab. Ini merupakan tahap krusial untuk menciptakan perilaku positif dengan dampak signifikan terhadap ekosistem," ungkapnya.
Dia juga menggarisbawahi kesesuaian kerjasama di antara pemerintah, institusi pendidikan, serta komunitas lokal untuk meraih suasana yang higienis dan kondusif. Dia melanjutkan bahwa program semacam itu bertindak sebagai platform bagi pengembangan rasa peduli sambil mendorong transformasi sikap mulai dari tingkat dasar.
Serupa dengan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, Mahmud Yunus, menyatakan tegas bahwa acara tersebut adalah elemen dari Strategi Komunikasi, Informasi, dan Pendidikan (KIE), yang difokuskan secara spesifik pada kalangan siswa. Tujuannya ialah agar para peserta bisa mempraktikkan pengetahuan yang diperolehnya dalam rutinitas harian mereka baik di sekolah ataupun di rumah masing-masing.
"Melalui program ini, kita bertujuan untuk membudayakan pola pikir positif sejak usia muda dan pada saat bersamaan meningkatkan pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata yang berfokus pada konservasi lingkungan dalam sistem pendidikan," katanya.
Yunus pun berkeinginan agar Program Pemuda Sekolah Sampah tak hanya diadakan sekali selama pelatihan, tetapi harus dilanjutkan dan bahkan diekspos lebih luas lagi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah pemuda yang termotivasi sebagai pendorong perubahan dalam pengelolaan limbah dengan cara yang bijaksana serta lestari.
Pembukaan latihan ini merupakan titik awal yang menggairahkan. Menghadapi masalah manajemen limbah yang semakin rumit, memberi ilmu serta kemampuan nyata kepada para siswa adalah taruhan berharga demi masa depan yang lebih asri. Melalui program tersebut, Kota Magelang saat ini tengah menyemaikan harapan di kalangan anak muda agar tumbuh menjadi penerus yang sadar dan bertanggung jawab pada sekitaran mereka. ***
Post a Comment