MasRizky.CO.ID, JAKARTA - Kenaikan jumlah pelanggaran lalu lintas di kota-kota utama di Indonesia telah memicu kemunculan beragam terobosan teknologi untuk menggenjot tingkat keamanan serta disiplin di jalanan.

Untuk menjawab tantangan itu, sekelompok peneliti dari Universitas Nusa Mandiri (UNM) menciptakan suatu sistem pintar yang disebut EagleEyes, dengan menggunakan pendekatan kecerdasan buatan serta teknologi terkini. deep learning Inovasi ini bukan hanya sebatas pembicaraan kosong.

Proyek penelitian yang dipimpin oleh Dosen Program Studi Magister Ilmu Komputer UNM, Windu Gata, telah mendapatkan dukungan finansial dari Kemdikti Saintek dalam program Penelitian Dasar - Fundamental serta Kerjasama antara Lembaga Pendidikan Tinggi pada tahun anggaran 2025.

Proyek itu secara resmi dicatat di dalam Pengumuman Penerima Dana untuk Kegiatan Riset dan Pengabdian pada Masyarakat dengan nomor 0070/C3/AL.04/2025 yang dikeluarkan tanggal 23 Mei 2025.

Windu mengatakan bahwa penelitian tersebut dimulai karena kekhawatiran akan tingginya jumlah pelanggaran lalu lintas yang susah diatasi dengan menggunakan pendekatan tradisional seperti operasi yustisi atau pengendalian manual.

Dia menjelaskan bahwa cara konvensional sudah tidak lagi cukup untuk mengawasi wilayah berpendudukpadat yang membutuhkan pengawasan menyeluruh dalam waktu nyata.

"Melalui EagleEyes, kita menyediakan sebuah sistem yang dapat menemukan pelanggaran lalu lintas dengan cara otomatis berkat penggunaan model YOLOv8, dan juga bisa memindai plat nomor kendaraan melalui teknologi Optical Character Recognition (OCR)," terang Windu pada pernyataan resmi tersebut, Kamis (12/6/2025).

Dia menjelaskan bahwa sistem tersebut diciptakan untuk mendeteksi beragam pelanggaran termasuk pengemudi yang tidak memakai helm, kendaraan tanpa seatbelt, dan juga mobil-mobil dengan plat nomor tak sah. Dia bertujuan membantu perkembangan kota-kota di Indonesia dalam perubahan menjadi smart city.

Bukan hanya bergerak sendirian, Windu mengajak beberapa mitra kerja yang berasal dari berbagai lembaga, di antaranya adalah Muhammad Haris dari UNM, Maria Irmina Prasetiyowati dari Universitas Multimedia Nusantara, dan juga Sony Harianto, seorang mahasiswa program S2 Ilmu Komputer di UNM.

Kerjasama ini menghasilkan bentuk konkret dari kolaborasi lintas lembaga yang bertujuan menyediakan solusi teknologi bagi kemaslahatan masyarakat umum.

Penelitian ini sepenuhnya mendapat dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNM yang membantu dalam proses pengajuan proposal sampai dengan manajemen program. Kepala LPPM UNM, Ir Andi Saryoko, mengekspresikan apresiasinya terhadap prestasi tersebut.

"Kami sungguh merasa bangga atas prestasi yang diraih oleh tim peneliti dari UNM ini, mereka sekali lagi membuktikan sumbangsihnya terhadap perkembangan teknologi sesuai dengan keperluan masyarakat. EagleEyes menjadi bukti kalau kampus memegang peranan penting dalam menyokong keselamatan dan manajemen arus lalu lintas pada zaman serba digital," ungkapnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa UNM, sebagai kampus digital bisnis, tetap bertekad untuk membangun lingkungan penelitian yang mendorong inovasi kontinu serta aplikasi teknologi praktis dalam kehidupan sehari-hari.

"Dengan kedatangan EagleEyes, diharapkan pengelolaan arus lalu lintas di Indonesia bisa beralih ke sistem digital yang lebih presisi, efektif, dan sesuai dengan permintaan perkotaan modern," tegasnya.

Dia mengatakan bahwa tim penelitinya berharap temuan dari studi ini bisa diterapkan secara meluas, entah itu oleh pemerintah lokal atau lembaga relevan lainnya, untuk meningkatkan sistem transportasi yang lebih aman dan pintar sepanjang Indonesia.

Post a Comment

Previous Post Next Post