PORTAL JOGJA – Mendekati hari raya Idul Adha, disarankan bagi umat Islam agar lebih teliti saat memilih ternak qurban. Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), menyampaikan beberapa petunjuk penting tentang cara memilih ternak qurban yang layak secara agama, bugar, serta sesuai dengan ketentuan syariah.

Nanung menyebutkan bahwa salah satu kriteria penting untuk binatang qurban adalah sudah mencapai usia yang tepat. Hal ini bisa diukur berdasarkan keadaan giginya, terlebih lagi lewat indikator "poel" atau pergantian gigi seri.

"Pergantian gigi pada kambing dan domba mulai terjadi ketika mereka berusia sekitar satu tahun. Sementara itu, untuk sapi umumnya terjadi saat berusia dua tahun, dan untuk unta pada usia lima tahun," jelasnya selama pelaksanaan Kursus Pengolahan Hewan Kurban yang diselenggarakan di Auditorium R. Soepardjo, Fakultas Peternakan UGM (22/5/25).

Dia menjelaskan bahwa proses pertukaran gigi dimulai dengan sepasang gigi depan bagian bawah yang berada di tengah. Ketika satu pasangan gigi telah diganti, hal tersebut dikenal sebagai Poel 1. Apabila dua pasang gigi sudah terganti, itu disebut Poel 2, dan seterusnya.

Namun, Nanung juga menekankan kepada publik untuk berhati-hati terhadap tindakan tidak jujur oleh beberapa penjual yang dengan sengaja melepas gigi binatang supaya kelihatan lebih dewasa.

"Maka sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan secara langsung atau berdiskusi dengan pakar di bidangnya," katanya.

Nanung menambahkan bahwa selain berumur cukup, aspek kesehatan serta keadaan fisik hewan ternak pun perlu dipertimbangkan. Hewan yang akan disembelih sebaiknya tidak buta, tidak pincang, dalam keadaan sehat, dan jangan sampai terlalu kurus.

"Pastikan jangan pernah memilih binatang yang nampaknya murah tetapi memiliki kecacatan atau penyakit. Memilih hewan dengan kualitas terbaik merupakan wujud penghargaan kita pada Allah, sama seperti kita berharap menyajikan hal terbaik dalam ibadah," ungkapnya.

Nanung juga menggarisbawahi kesesuaian dalam menjaga hewan agar terbebas dari penyakit-penyakit yang dapat ditularkan lainnya seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), LSD (Penyakit Kulit Berlumpur), serta antrakus. Penyakit PMK dan LSD ini memiliki kemampuan penyebaran di antara hewan, sedangkan antrakus dikenal cukup berbahayanya lantaran mampu berkembang biak pada manusia. ***

Post a Comment

Previous Post Next Post