Pernahkah Anda merasa tenggelam dalam suatu hubungan yang dipenuhi kasih sayang, penghargaan, dan keterkaitan erat, tetapi justru membuat Anda bosan? Hal ini bisa membingunkan tentang apa penyebabnya. Sebenarnya, jenis hubungan yang sehat itulah yang selalu menjadi dambaan Anda, bahkan sangat dibutuhkan. Bisa jadi hal ini berkaitan dengan kenangan traumatis dari hubungan tak stabil di masa lampau. Sementara itu, ini adalah kali pertama bagi Anda untuk menjalin ikatan emosi yang aman.

Banyak individu menganggap bahwa ketika mereka berada dalam suatu hubungan yang monoton, hal itu menandakan hubungan tersebut perlu dihentikan dengan cepat. Namun, kenyataannya sebuah hubungan yang tampak membosankan dapat pula menjadi indikasi adanya ikatan yang sehat antara kedua belah pihak. Rasa kejenuhan mungkin timbul akibat rutinitas dalam interaksi atau pola komunikasi Anda bersama pasangan. Sebagai contoh, kurangnya figur matang sebagai teladan dalam membangun relasi positif mampu menyebabkan rasa bosan. Oleh karena itu, apabila hubunganmu terasa hambar, cobalah untuk mencari penyebabnya terlebih dahulu dari beberapa aspek di bawah ini!

1. Hubunganmu biasanya mengalami fluktuasi emosi yang kuat.

Apabila sebelumnya Anda biasanya memiliki hubungan yang penuh gejolak, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi suatu kejadian dikenal sebagai Fenomena Bernama intermittent reinforcement Dalam situasi yang menunjukkan pola stabil-tidak stabil ini, Anda mungkin kerap merasakan cemas, sebab selalu berusaha memperkirakan kapan gelombang emosi akan menyergap lagi dalam hubungan. Jika hubungan itu memiliki banyak naik turun, hal tersebut bisa membuat perasaan adrenalin dalam hubungan seperti terdorong terus-menerus.

Oleh karena itu, menurutmu sebuah hubungan yang stabil dan konsisten tampaknya menjadi hal biasa. Ini dikarenakan otak Anda sudah terbiasa merasakan kegembiraan dari awal suatu hubungan. Ketika Anda menjalin hubungan yang penuhengan rollercoaster Emosional karena ketidaktentuan yang bakal berlangsung. Kondisi saat hubungan sedang harmonis itu umumnya salah ditebak menjadi rasa sukacita, antusiasme, danกำหน صند chemistry Jadi, dalam suatu hubungan yang baik, kesalahan mungkin membuat situasi menjadi lebih tenang dan terasa seperti tidak ada masalah. chemistry dengan pasangan.

2. Mulai dari awal, kamu perlu bersusah payah dan mengorbankan sesuatu untuk menjaga hubungan tersebut.

Apabila Anda tumbuh di lingkungan keluarga dimana orangtua biasanya hanya menghargai melalui pemberian hadiah, maka pada saat Anda menangis dalam perlombaan dan akhirnya jadi juara kelas, pemahaman awal bisa saja muncul bahwa mencari kasih sayang itu butuh pengabdian kepada mereka. Sebagai konsekuensinya, hal ini membuat Anda merasa penting buktikan betapa kerasnya usaha Anda demi menjaga keutuhan suatu hubungan. Sikap semacam ini punya potensi mempengaruhi perilaku dewasa nanti; yakni sikap waspada secara alamiah yang ditunjukkan ketika berinteraksi dengan pasangan.

Ketika Anda mengikuti pola interaksi yang dipengaruhi oleh figur orang dewasa di sekeliling ketika Anda berkembang, rasa dekat timbul serta keyakinan dalam situasi tersebut juga muncul. Sehingga, saat Anda menjumpai sebuah hubungan yang sehat dan seimbang, tempat dimana Anda tak perlu bersikap ekstrim lagi, awal dari relasi baru ini bisa saja tampak monoton. Ini disebabkan karena bagian bawah kesadaran Anda memahami bahwa Anda tidak harus jadi pahlawan atau buktikan nilai diri Anda kepada pasangan.

3. Anda sudah meyakini bahwa hubungan yang selalu konsisten bisa menjadi monoton.

Pernakah kamu menjalin hubungan di mana terdapat begitu banyak ketidakpastian? Mungkin hal itu membuatmu cenderung menaruh minat pada jenis pasangan yang kurang bisa memberikan dukungan emosi sepenuhnya. Sehingga, selalu saja ingin memaksa mereka agar lebih terbuka dan mendukung secara emosional. Bila ini tak kunjung terjadi, rasa khawatirmu tentang kemungkinan dia meninggalkan dirimu pun bertambah. Bagaimana bila sebaliknya, yaitu dalam suatu hubungan yang baik sang pasangan senantiasa ada bagi kita entah secara fisik maupun emosi?

Pada hubungan yang sehat dan konsisten, kamu mungkin tak akan lagi mengulangi dinamika yang sama. Kamu mungkin akan merasa ada sesuatu yang "hilang", tidak ada lagi ketegangan yang muncul di dalam hubungan saat ini. Akibatnya, kamu dengan cepat berasumsi hubungan sehat ini membosankan, karena tidak menimbulkan tingkat kecemasan dan ketidakpastian, di mana biasanya kamu temukan dalam hubungan terdahulu.

Beberapa alasan seseorang menganggap hubungan sehat membosankan di atas bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Tetapi, intinya kamu tidak bisa cepat-cepat mengasumsikan hubungan yang sehat dan baik secara keseluruhan itu membosankan. Secara ideal, jika kamu ingin memperoleh hubungan langgeng, hubungan dengan komunikasi yang baik, tingkat keterhubungan yang konsisten, serta ketersediaan emosional yang saling mendukunglah yang pasti dibutuhkan.

Post a Comment

Previous Post Next Post