MasRizky , Jakarta - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto, mengecam pernyataan dari Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin dianggap tidak memiliki keterampilan komunikasi publik yang baik. Penilaian negatif tersebut timbul sesudah Menteri Kesehatan Budi mengomentari bahwa laki-laki dengan lingkar pinggang seukuran jeans nomor 33 cenderung akan meninggal lebih awal.

Menurut Slamet Budiarto, pernyataan itu seharusnya tidak disebarluaskan, khususnya mengingat bahwa Budi Gunadi Sadikin tidak memiliki dasar pendidikan medis. "Ini benar-benar keliru dan sangat berlebihan karena dia adalah orang biasa yang tanpa pengetahuan medis," ungkap Budiarto ketika diwawancara pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.

Menurut Slamet Budiarto, pernyataan itu sebaiknya tidak disebarluaskan, apalagi mengingat bahwa Budi Gunadi Sadikin tidak memiliki latar belakang di bidang kesehatan. Seorang dokter pun tak akan membuat komentar serupa karena ukuran pakaian—yang berhubungan dengan IMT atau Indeks Massa Tubuh—hanya merupakan salah satu dari beberapa faktor yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan obesitas seseorang.

Pernyataan mengejutkan dari Menteri Kesehatan Budi tersebut dikemukakannya ketika meresmikan tiga fasilitas kesehatan baru di Rusun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Saat itu, dia menyebutkan bahwa laki-laki memakai celana jeans size 33 dapat dipastikan termasuk dalam golongan kegemukan dan memiliki risiko tinggi untuk meninggal lebih awal.

Pada dasarnya, pria yang membeli jeans harus memiliki ukuran lebih dari 32-33. Berapakah ukuran jeans mereka? Biasanya adalah 34-33. Pastinya begitu. obesitas Itu mendekati Tuhan-Nya lebih dulu, sebelum orang yang memakai celana jeans ukuran 32," ujar Budi Gunadi, Rabu, 14 Mei 2025.

Berdasarkan pendapat Budi, hal tersebut diumpamakan sebagai sebuah perbandingan. Budi menyatakan bahwa pria yang memakai jeans ukuran 33-34 dikait-kaitkan dengan ungkapan terkait amannya dari ancaman Allah SWT. visceral fat atau lemak yang mengendap di ruang perut.

Apa itu Visceral Fat?

Dilansir dari Cleveland Clinic , Lemak visceral adalah jenis lemak tubuh yang terletak jauh di dalam dinding perut dan mengelilingi organ-organ internal. Dalam jumlah tertentu, lemak ini bermanfaat karena memberikan perlindungan bagi organ-organ tersebut.

Namun, jika jumlahnya berlebihan, lemak visceral dapat membahayakan kesehatan. Lemak ini kerap disebut sebagai “lemak aktif” karena berperan langsung dalam berbagai fungsi tubuh. Kelebihan lemak visceral dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Apa perbedaan antara lemak visceral dan lemak subkutan?

Lemak subkutan adalah lemak yang berada tepat di bawah permukaan kulit dan bisa dirasakan atau dicubit dengan tangan. Sementara itu, lemak visceral terletak lebih dalam, di balik otot-otot perut, dan tidak terlihat dari luar. Lemak ini mengelilingi organ-organ seperti lambung, hati, dan usus. Keduanya termasuk dalam kategori lemak perut, tetapi memiliki lokasi dan dampak kesehatan yang berbeda.

Risiko kesehatan visceral fat

1. Penyakit Jantung

Dilansir dari Web MD , studi-studi ilmiah telah menemukan adanya keterkaitan antara lemak visceral dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang memiliki rasio lingkar pinggang terhadap pinggul paling besar memiliki kemungkinan dua kali lipat lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung.

Meskipun demikian, bahkan pada perempuan yang sehat dan bukan pengguna rokok, risiko menderita penyakit jantung naik sekitar 10% untuk setiap penambahan panjang 5 cm pada lingkaran perut. Namun, mayoritas dari penelitian tersebut tidak memeriksa jumlah lemak dalam tubuh. visceral secara langsung.

2. Penyakit Alzheimer

Studi lain menyatakan bahwa orang dengan jumlah lemak di sekitar perut dan dalam organ jauh lebih banyak berisiko dua hingga tiga kali lebih tinggi terkena penyakit demensia, seperti Alzheimer, dibandingkan mereka yang punya lemak perut paling rendah.

3. Kanker

Ada bukti ilmiah yang menyambungkan antara lemak visceral dan risiko beberapa jenis kanker, seperti halnya dengan kanker kolorektal. Sebuah studi mendapatkan hasil bahwa individu dengan tingkat lemak visceral paling tinggi cenderung memiliki peluang tiga kali lipat untuk menderita polip pra-kanker dalam usus besar.

4. Diabetes Tipe 2

Peningkatan lemak visceral juga berhubungan dengan resistensi insulin, sebuah kondisi yang secara signifikan meningkatkan peluang seseorang terkena diabetes tipe 2.

5. Stroke

Walaupun cara kerjanya belum benar-benar dimengerti, penelitian menyatakan bahwa orang dengan jumlah lemak visceral yang lebih besar cenderung berisiko lebih tinggi terkena serangan strok, termasuk di usia yang masih muda.

Dian Rahma Fika menyumbang untuk penyusunan artikel ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post