Jakarta, IDN Times – Perselisihan baru antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas usai keduanya sepakat menunda tarif dalam pertemuan di Jenewa. Pemerintah China marah atas peringatan AS kepada perusahaan global agar tak memakai chip AI buatan Huawei.

China menyebut sikap ini sebagai pelanggaran terhadap konsensus dagang yang baru saja disepakati. China menilai kebijakan tersebut bertentangan dengan semangat gencatan senjata 90 hari untuk menyusun kesepakatan dagang yang lebih luas.

Kementerian Perdagangan China menyatakan, Amerika menyabotase hasil perundingan yang tengah berjalan. Meski frasa di mana pun di dunia dihapus dari panduan AS, Beijing tetap menolak isi kebijakan secara keseluruhan.

"Kami mengharapkan Amerika untuk menyempurnakan kekeliruannya," demikian tertulis dalam pernyataan Kementerian Perdagangan China seperti dilansir dari media tersebut. CNN International , Kamis (22/5/2025).

1. China menyebut pedoman Amerika Serikat sebagai tindakan proteksionisme unilateral

Pusat sengketa terbaru terletak pada chip Ascend, prosesor AI paling mutakhir dari Huawei yang digunakan untuk melatih model AI dan menyaingi dominasi Nvidia. China menyebut panduan dari Departemen Perdagangan AS pada 12 Mei sebagai bentuk pengendalian ekspor yang disalahgunakan untuk menindas China.

Kementerian Perdagangan Cina menggambarkan petunjuk itu sebagai tindakan tekanan satu pihak dan protesionalisme. Komentar ini terjadi sesudah Amerika Serikat memberi peringatan bahwa menggunakan chipset buatan Huawei dapat menyalahi regulasi ekspornya. Walaupun kata-kata yang provokatif telah ditiadakan, intinya masih dianggap bersifat diskriminatif serta berpotensi mencemarkan nama baik pasar.

China pun telah mengancam untuk menempuh tindakan hukum melawan perusahaan-perusahaan yang taat terhadap instruksi dari pemerintah AS. Berdasarkan UU Anti-Sanksi Asing, Beijing mendeskripsikan usaha pemblokiran global terhadap chip mereka sebagai ancaman besar bagi kemandirian teknologi China.

2. Huawei menjadi ikon kemandirian teknologi di bawah cita-cita Xi Jinping.

Dalam suasana yang tegang ini, Huawei berada di pusat dari tujuan Presiden Cina Xi Jinping untuk mencapai kedaulatan teknologi. Untuk menghadapi rintangan pada proses pembuatan chipset maju, perusahaan itu bergantung pada sistem nasional terbaru guna melawan pengaruh monopoli produk luar negeri.

Kementerian Perdagangan Amerika Serikat menyebutkan bahwa setiap aktivitas yang berkaitan dengan prosesor komputer canggih milik Huawei harus mendapatkan persetujuan sebelumnya. Apabila tidak memiliki otorisasi, firma dapat berurusan dengan denda administratif atau bahkan tuntutan pidana. Tindakan ini mencerminkan keberanian AS untuk menegakkan aturan eksportir tentang teknologi kecerdasan buatan, seperti dilaporkan. Newsweek ..

Kompetisi antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam bidang kecerdasan buatan kian memanas, terutama berkat dukungan total dari kedua pemerintahan tersebut. Di satu sisi, Tiongkok melihat pengembangan teknologi ini sebagai elemen penting dalam strategi nasionalnya yang lebih luas.

3. Nvidia meraih keuntungan besar setelah pembatalan larangan oleh Era Biden

CEO Nvidia, Jensen Huang, ikut berkomentar tentang kebijakan ekspor Amerika Serikat saat berpidato pada acara Computex yang diselenggarakan di Taiwan. Dia mengatakan bahwa regulasi ini telah merusak perusahaannya dengan kerugian sebesar miliaran dolar AS untuk stok barang. Meskipun demikian, Huang juga memberi penghargaan atas pembatalan larangan masa lalu dari pemerintahan Obama-Biden oleh Presiden AS Donald Trump.

"Kebijakan ekspor tersebut tidak berhasil," ujar Huang.

Dia menyebutkan bahwa pasar di China dapat mencapai nilai 50 miliar dolar AS pada tahun mendatang.

Melalui pencopotan larangan tersebut, Nvidia saat ini dapat menandatangani perjanjian utama di Arab Saudi. Mereka berkolaborasi dengan startup bernama Humain untuk merancang pabrik kecerdasan buatan yang memiliki daya mencapai 500 megawatt. Proyek ini bermula dengan penyerahan 18.000 unit chip GB300 Grace Blackwell, serta para ahli mengatakan bahwa hal ini tidak bakal terwujud pada masa-masa adanya batasan sebelumnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post