
MasRizky– Di lingkungan pekerjaan, banyak individu yang telah berusaha ekstra keras, menguras energi serta otak untuk dapat meraih promosi atau mendapatkan apresiasi yang seharusnya.
Namun, terkadang keberhasilan belum mencapai tujuan meskipun sudah berusaha keras. Ada faktor-faktor tak terduga yang dapat memperlambat kemajuan karier seseorang tanpa disadarinya, sesuatu yang berkembang secara bertahap di belakang panggung.
Ini bukan tentang kesalahan biasa seperti pengelolaan waktu yang tidak baik atau keterampilan teknis yang kurang. Isu ini lebih halus, namun dapat sangat merugikan sebab secara bertahap mencegah perkembangan kita tanpa disadari.
Berikut lima hal yang mungkin tidak disadari dapat menghancurkan karir, sebagaimana diambil dari laporan Newark.
1. Gagal memaknai pembelajaran
Kenyataan dari dunia tenaga kerja yang selalu berkembang dewasa ini ialah bahwa proses belajar tak akan pernah berakhir. Seiring industri yang senantiasa bertransformasi, munculnya teknologi terbaru, serta tuntutan pekerjaan yang kian bertambah dan berganti, membuat kita harus terus mengasah kemampuan diri.
Banyak di antara kita yang terlalu betah dengan posisi kita. Kami kurang sadar bahwa kemampuan kami bisa jadi tak relevan dalam seketika.
Dalam sibuknya rutinitas kerja setiap hari, seringkali kita melupakan pentingnya berkelanjutan dalam proses pembelajaran serta pengembangan diri secara profesi. Teruslah memiliki rasa penasarannya. Jaga selalu ketinggalan perkembangan trend pada bidangmu.
Sediakan waktu untuk menuntut ilmu dalam hal ketrampilan baru atau meningkatkan kemahiran yang telah dimiliki. Jangan lupa, perasaan senang dengan keadaan sendiri bisa menjadi musuh karier Anda bila tak diwaspadai.
2. Mengabaikan koneksi
Berkatrelas tidak sekadar soal mendistribusikan kartu nama saat menghadiri beberapa event. Hal ini lebih kepada merancang ikatan yang signifikan serta menjaga relasi itu sepanjang hari.
Hindari melakukan kesalahan serupa dengan apa yang pernah saya alami. Pastikan bahwa jaringan menjadi elemen penting dalam karier Anda.
Ikuti event-event sektor industri, bangun koneksi di LinkedIn, serta jangan pernah mengabaikan daya tarik dari secangkir kopi dalam menjaga hubungan dengan individu-individu yang berprestasi.
3. Takut meminta bantuan
Tidak ada se orangpun senang menerima kritik. Hal itu bisa menimbulkan rasa sakit. Tentunya juga tidak nyaman. Tetapi di sinilah proses tumbuh-kembang berlangsung. Sebab kita cemas akan kemungkinan isi dari kritikan tersebut.
Kami cemas bahwa hal tersebut bisa mengekspos ketidaksempurnaan atau keterbatasan kami. Tetapi, permasalahan terletak pada sikap mengabaikan kekuranganmu tidak akan menjadikannya lenyap begitu saja. Justru ini dapat memperburuk situasi serta berdampak negatif bagi perkembangan karirmu di masa depan.
Dimulai dengan mengajak orang lain memberikan pendapat. Rutin lakukan hal ini bersama kolega, supervisor, hingga pegawai di bawah anda. Pandanglah itu bukan seperti kritik personal, namun jadilah peluang bagi pertumbuhan diri dan pembelajaran.
percaya saja, jauh lebih baik untuk mengenali letak posisi Anda serta tugas-tugas yang harus diselesaikan dibandingkan dengan menjalani kehidupan tanpa pengetahuan dan biarkan masalah tersebut secara diam-diam merusak karir Anda.
4. Menolak terhadap perubahan
Perubahan tak bisa dielakkan, khususnya di ranah kerja. Kemajuan teknologi, pendekatan baru, serta metode yang lebih modern semua merupakan elemen penting dalam industri ini. Meski demikian, jangan bohong pada diri sendiri; perubahan memang sering kali mengkhawatirkan. Ia mendorong kita meninggalkan zona aman dan meruntuhkan keadaan sekarang.
Menolak beradaptasi dengan perubahan dapat membunuh karier Anda secara diam-diam. Hal itu dapat membuat Anda tampak ketinggalan zaman, tidak fleksibel, dan tidak mau berkembang. Serta itu merupakan posisi yang berbahaya di tempat kerja yang berkembang pesat saat ini.
Sebaiknya jangan tolak perubahan, namun terima saja kehadirannya. Pandanglah perubahan tersebut sebagai peluang untuk pertumbuhan serta pembelajaran. Sebab di penghujung hari, orang-orang yang berhasil bertahan tidak selalu berasal dari golongan paling kuat ataupun cerdas, melainkan mereka yang dapat mengadopsi perubahannya.
5. Melupakan harmoni antara kehidupan individu dan tanggung jawab kerja
Suatu penelitian menyatakan bahwa efisiensi individu setiap jam berkurang secara signifikan saat seseorang mengerjakan melebihi 50 jam kerja dalam satu minggu. Bila Anda bekerja sampai 70 jam, output yang dicapai tak jauh berbeda dengan bila hanya bekerja selama 55 jam.
Secara mendasar, bekerja untuk waktu yang lebih panjang tidak selamanya menjamin performa kerja yang superior atau output yang lebih besar. Tetapi, sebagian orang cenderung terperangkap dalam rutinitas overworking dengan anggapan ini sebagai jalan menuju sukses profesional.
Mengerjakan tugas melewati batas bisa mengakibatkan keletihan, menurunnya efisiensi kerja, serta mungkin membahayai kondisi kesehatan Anda. Hal ini menjadi salah satu ancaman tak terduga yang biasa luput dari perhatian sampai akhirnya situasi sudah sulit diatasi.
Maka ingatlah, seimbangkan antara hidup pribadi dan profesi bukan hanya menjadi istilah populer. Ini sangat berarti bagi kesehatan totalitas diri Anda serta kelangsungan masa depan karir Anda. (*)
Post a Comment