Tiap orangtua tentu mendambakan buah hatinya berkembang jadi individu yang bijaksana serta berhasil. Akan tetapi, belum tentu seluruh Ibu dan Bapa memahami jika partisipasi mereka juga memiliki dampak pada perkembangan tersebut.

Sikap serta perilaku orang tua sehari-hari ternyata merupakan dasar penting yang membentuk cara berpikir, Mentalitas, dan kapabilitas si anak dalam menavigasi hidup.

Karakter tidak hanya terdiri dari sifat alami atau kepribadian saja. Ini juga mencerminkan nilai-nilai, sikap, serta kebiasaan yang selalu diperlihatkan melalui perilaku sehari-hari.

Karakter orang tua yang membentuk anak jadi cerdas dan sukses

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa karakter orang tua yang bisa membentuk anak menjadi cerdas dan sukses, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Biarkan anak memecahkan masalah sendiri

Sebuah studi di tahun 2021 yang dipimpin oleh Profesor Universitas Stanford, Jelena Obradovi‡ mengamati anak-anak yang sedang berdiskusi tentang suatu masalah. Anak-anak dengan orang tua yang turun tangan untuk memberikan instruksi sering kali menunjukkan lebih banyak kesulitan dalam mengatur emosi mereka di kemudian hari.

Studi ini menyarankan orang tua harus mengambil langkah mundur dalam membiarkan anak-anak mereka mengetahui cara bermain, membersihkan, atau memecahkan masalah.

"Partisipasi terlalu banyak dapat menciderai kapabilitas anak-anak dalam mengontrol fokus, tindakan, serta emosinya masing-masing. Apabila orangtua memberikan ruang bagi anak-anak untuk menjadi pemimpin dalam berinteraksi dengan mereka, hal ini akan membantu anak-anak dalam meningkatkan keahlian pengaturan diri dan memupuk rasa mandiri," demikian kata Jelena seperti dilansir dari situs tersebut. Business Insider.

2. Izinkan anak menyelesaikan tugas rumahnya

Menugaskan pekerjaan rumah kepada anak-anak dapat membentuk sikap kerja sama mereka dengan baik. Selain itu, hal ini juga meningkatkan rasa empati mereka sebab mereka memahami tantangannya sendiri dan belajar untuk menyelesaikan tanggung jawab secara independen.

"Bila anak-anak tak membersihkan piringnya, artinya ada orang lain yang mengambil alih tugas tersebut bagi mereka," ungkap Julie Lythcott-Haims, seorang mantan dekan dari Universitas Stanford, AS.

"Maka, selain terbebas dari tugas pekerjaan, mereka juga diajarkan bahwa pekerjaan perlu diselesaikan serta setiap individu memiliki kontribusinya sendiri," jelasnya.

3. Membaca berita bersama

Mulai dari urusan pemerintah sampai masalah lingkungan seperti perubahan iklim, anak-anak sebaiknya mengenal informasi-informasi penting tersebut, Bu. Maka itu, usahakanlah untuk menyaksikan berita atau membacanya bersama-sama dengan mereka.

"Para orangtua bisa menyaksikan berita bersama anak-anaknya guna mempelajari topik-topik yang mungkin menjadi bahan pembicaraan di sekolah," jelas seorang guru dari Kanada bernama Katherine Palmer.

"Mendiskusikan kejadian-kejadian signifikan bisa mendukung siswa dalam menyampaikan perspektif masing-masing, serta memberi peluang bagi mereka untuk merogoh potensi pemikiran analitis dan keterampilan komunikasinya," imbuhnya.

4. Berikan contoh bagaimana caranya untuk mengakui kesalahan

Kemampuan menghadapi perasaan frustasi atau kecewa sangatlah berharga untuk dikuasai. Orangtua harus mendidik anak tentang hal ini sehingga mereka dapat menyadari bahwa tak ada alasan merasa malu karena membuat kesalahan.

5. Sisipkan sifat-sifat positif dalam diri Anda

Bila anak-anak menekankan pentingnya memiliki hubungan persahabatan positif serta mencari sahabat yang baik sejak kecil, maka kemungkinannya besar mereka akan terus membuat pilihan serupa saat dewasa.

6. Berikan pujian

Brian Galvin, guru dan juga kepala staf akademik di Varsity Tutors di Seattle, AS, menyebutkan hasil penelitian yang menunjukkan jika anak mendapatkan penghargaan, mereka akan lebih mungkin berkembang menjadi individu yang berhasil.

"Saat para orangtua menghargai usaha, semangat, serta keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, maka anak lebih mungkin terus berusaha menuju kesuksessan," katanya.

7. Izinkan si kecil mendidik Bunda

Saat buah hati Anda sedang belajar hal baru, mereka cenderung sangat antusias untuk menceritakannya ke mana-mana, bahkan hingga kepada Ibu. Mari biarkan si kecil jadi sang instruktur pribadi dan berikanlah ruang bagi mereka untuk mendemonstrasikan ilmu yang sudah dipelajari.

"Mengizinkan anak-anak menjadi 'pengajar' memberikan kesempatan bagi mereka untuk tidak hanya memperlihatkan pengetahuan yang sudah didapat dari sekolah, namun juga membantu mereka merasakan kebahagiaan atas ilmu yang diperoleh," ungkap April J. Lisbon, seorang psikolog asal Virginia, Amerika Serikat.

8. Ajarkan keterampilan sosial

Dilansir dari laman Independent , para peneliti dari Pennsylvania State University dan Duke University, Amerika Serikat, melacak lebih dari 700 anak dari seluruh AS antara usia TK hingga 25 tahun. Mereka menemukan anak-anak TK yang memiliki keterampilan sosial sukses ketika mereka sudah dewasa.

Studi selama 20 tahun menunjukkan bahwa anak-anak yang kompeten secara sosial yang dapat bekerja sama dengan teman sebayanya tanpa disuruh, membantu orang lain, memahami perasaan mereka, dan menyelesaikan masalah mereka sendiri, jauh lebih mungkin untuk mendapatkan gelar sarjana dan memiliki pekerjaan penuh waktu pada usia 25 tahun dibandingkan mereka yang memiliki keterampilan sosial terbatas.

"Penelitian ini menyatakan bahwa membantu anak-anak dalam pengembangan keterampilan sosial serta emosi merupakan salah satu aspek paling penting bagi persiapan mereka menuju masa depan yang baik," ungkap Kristin Schubert, direktur program dari Robert Wood Johnson Foundation, penyedia dana untuk studi tersebut.

9. Merawat dirinya

Perawatan diri pun penting dilakukan oleh kedua orangtua, Bunda. Ini disebabkan karena kecemasan yang dialami oleh Bunda maupun Ayah dapat berdampak pada si Kecil.

"Mungkin Anda tak sadar, namun kekhawatiran Anda sendiri berdampak pada cara pandang anak-anak terhadap dunia," ungkap Alyssa Austern, seorang psikolog klinis dari New Jersey, AS.

"Mengurus diri sendiri biasanya adalah tindakan paling bermanfaat bagi buah hati Anda, sebab ini membantu Anda menjadi orangtua yang lebih unggul," tambahnya.

10. Sediakan asupan gizi yang berkualitas

Makanan bisa memberi energi pada tubuh Si Kecil. Karena itu, pastikan Bunda memberikan asupan yang sehat dan bernutrisi pada anak sehingga mereka bisa berpikir lebih terampil.

11. Memiliki ekspektasi tinggi

Menggunakan data dari survei nasional terhadap 6.600 anak yang lahir pada tahun 2001, Profesor Neal Halfon dari University of California di Los Angeles, Amerika Serikat, dan rekan-rekannya menemukan bahwa ekspektasi yang dipegang orang tua terhadap anak-anak mereka berdampak besar pada pencapaian.

"Orang tua yang melihat perguruan tinggi di masa depan anak mereka tampaknya mengatur anak mereka menuju tujuan itu terlepas dari pendapatan mereka dan aset lainnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

12. Bina hubungan yang kuat

Anak-anak di lingkungan keluarga dengan masalah hubungan yang sering terjadi biasanya mengalami perkembangan kehidupan yang kurang baik dibandingkan mereka yang berasal dari rumah tangga harmonis, sesuai dengan analisis penelitian Universitas Illinois, AS.

Robert Hughes Jr., seorang professor dan ketua departemen Sosiologi Humaniora dan Kesejahteraan Manusia dari Universitas Illinois serta penulis laporan ulasan studi, juga mengamati bahwa ada beberapa riset yang menyatakan anak-anak dalam rumah tangga tanpa konflik dengan satu orang tua justru memiliki kondisi lebih baik dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan dua orang tua namun sering terjadi perselisihan.

"Konflik antara orang tua sebelum perceraian juga berdampak negatif pada anak-anak, sementara konflik pasca-perceraian memiliki pengaruh yang kuat pada penyesuaian anak-anak," kata Hughes.

13. Memiliki pendidikan tinggi

Studi pada tahun 2014 yang dikoordinasikan oleh psikolog dari University of Michigan, AS, yaitu Sandra Tang, mengindikasikan bahwa ibu yang telah menuntaskan pendidikan mereka di tingkat sekolah menengah atau universitas lebih condong untuk mendidik anak-anaknya supaya melanjutkan ke jenjang tersebut pula.

Hasil studi yang diambil dari kelompok lebih dari 14.000 anak yang memasuki taman kanak-kanak antara tahun 1998 dan 2007 mengungkapkan bahwa bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja (berusia 18 tahun atau kurang) memiliki peluang lebih rendah untuk menamatkan pendidikan menengah atau melanjutkan kuliah dibandingkan dengan teman seusianya.

14. Mendidik anak-anak dalam bidang matematika sejak usia muda

Suatu analisis meta-studi pada tahun 2007 yang melibatkan lebih dari 35.000 anak usia pra-sekolah di Amerika Serikat, Kanada, serta Inggris menyimpulkan bahwa memperkuat kemampuan matematika sedari awal bisa memberikan manfaat bagi perkembangan mereka ke depannya.

"Kecakapan dalam matematika sejak dini, seperti pemahaman mengenai angka, deret bilangan, serta konsep-konsep fundamental lain di bidang tersebut, merupakan sebuah tantangan penting yang terungkap melalui studi ini," ungkap Greg Duncan, salah satu penulis bersama dan juga peneliti dari University of Northwestern, AS.

"Menguasai kemampuan dasar dalam matematika bukan hanya meramalkan kesuksesan di bidang matematika ke depan, tapi juga berperan dalam ramalan prestasi baca tulis mendatang," tambahnya.

15. Meminimalisir stres

Berdasarkan studi terkini dari Brigid Schulte di The Washington Post, waktu yang dihabiskan Ibu bersama anak-anak mereka dalam rentang umur 3 hingga 11 tahun ternyata kurang berperan signifikan dalam meramalkan tingkah laku, kebahagiaan, ataupun prestasi si buah hati. Selain itu, gaya pengasuhan yang sangat ekstensif atau sering disebut sebagai 'pengasuhan helikopter' justru bisa menimbulkan efek sebaliknya.

“Stres yang dialami oleh ibu, khususnya saat ibu mengalami tekanan akibat pekerjaannya dan berusaha menyisihkan waktu untuk anak-anaknya, ternyata bisa memberikan dampak negatif pada perkembangan mereka,” jelas salah satu peneliti serta ahli sosiologi dari Universitas Negri Bowling Green di Amerika Serikat, Kei Nomaguchi dalam wawancara tersebut. The Post .

16. Menempati posisi sosial dan keuangan yang superior

Sayangnya, buah hati kita yang berkembang di lingkungan ekonomi terendah dapat mengalami pembatasan pada kemampuan mereka untuk sukses, Ibu. Seperti menunjukkan hasil riset dari Universitas Stanford oleh Sean Reardon, ada perbedaan signifikan dalam prestasi akademik antara kelompok keluarga dengan pendapatan tinggi dibandingkan keluarga dengan penghasilan rendah.

"Sekitar 30 sampai 40 persen lebih tinggi bagi bayi yang dilahirkan pada tahun 2001 dibandingkan dengan generasi yang lahir 25 tahun sebelumnya," katanya.

17. Para orangtua yang berkarier

Berdasarkan studi dari Harvard Business School, terdapat keuntungan besar untuk buah hati yang dibesarkan oleh Ibu yang berkarier di tempat kerja luar rumah.

Penelitian ini mengindikasikan bahwa putri-putri yang berasal dari ibu bekerja dan melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi, umumnya akan menjadi pemimpin atau supervisor dalam karir mereka, serta menerima upah kira-kira 23% lebih besar daripada para wanita seusia mereka yang dipbesarkan oleh ibu rumahan.

Pilihan Redaksi
  • 9 Kebiasaan yang Bisa Mempengaruhi Kemampuan Otak Anak, Memiliki Pengaruh terhadap Intelektualitas Buah Hati Anda!
  • 10 Metode Pendidikan Anak Sesuai Dengan Ajaran Islam untuk Kecerdasan dan Akhlak Terpuji
  • 5 Metode Mengasuh Anak Agar Jadi Cerdas, Sopan, dan Bermutu Unggul Berdasarkan Penelitian

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway , yuk join Komunitas MasRizkySquad. Untuk mendaftar, silakan klik disini. SINI . Gratis!

Post a Comment

Previous Post Next Post